Piala Dunia U-20 2023 dibatalkan bergulir di Indonesia.
Situasi ini membuat pelatih berusia 52 tahun itu pun kehabisan akal.
Bagaimana tidak? Target utama Shin Tae-yong melatih timnas Indoensia adalah untuk tampil di Piala Dunia U-20 2023.
Tetapi saat Piala Dunia U-20 batal digelar di Indonesia, tidak ada yang bisa diperbuat Shin.
Bisa dikatakan tugas utama Shin sudah selesai.
Saat ini mengukur kinerja Shin Tae-yong selama beberapa tahun terakhir melatih di Indonesia pun menjadi sulit.
Dulu dia dikontrak untuk Piala Dunia U-20 tetapi target utamanya sudah dibatalkan.
Untuk mengukur kinerja, tentu saja trofi menjadi perhitungan yang paling sahih.
Akan tetapi, Shin Tae-yong sampai saat ini tidak bisa mempersembahkan satu trofi pun untuk Indonesia.
Apabila dilihat dari hasil ini, tentu saja Shin Tae-yong memang berbeda jauh dari Park Hang-seo.
Bisa dibilang hingga jelang kontraknya berakhir, Shin Tae-yong belum bisa memberikan trofi.
Apabila ukurannya trofi, tentu saja Shin Tae-yong tak sesukses Park Hang-seo di Asia Tenggara.
Baca Juga: Segera Bertugas, Penerus Park Hang-seo Langsung Beri Kejutan
Namun, faktor target yang diberikan ke Shin Tae-yong seharusnya berbeda dan lebih tinggi apabila ingin bisa diwujudkan.
Shin jangan hanya mengejar trofi dari Piala AFF dan ranking FIFA.
Akan tetapi, target Shin Tae-yong menukangi timnas harus lebih tinggi lagi karena dengan target tinggi seperti Asian Games, Olimpiade, hingga Piala Dunia, kemungkinan akan membuat tim pelatih bekerja lebih baik.
Park Hang-seo bisa membawa Vietnam melangkah jauh dan menjadi salah satu tim hebat di kawasan Asia Tenggara karena memang target tinggi yang diberikan federasi.
Faktor persiapan tim juga tak bisa dianggap remeh.
Shin Tae-yong mengalami kesulitan membentuk tim karena beberapa halangan.
Sementara Park Hang-seo langsung bisa membentuk dan akhirnya mencetak pemain-pemain hebat.
Menilai kesuksesan Park Hang-seo tak hanya bisa dilihat dari berapa trofi yang dia catatkan untuk Vietnam.
Baca Juga: PSSI Kasih Target Tinggi ke Shin Tae-yong, Kalau Gagal Bagaimana?
Tetapi, ada proses persiapan tim dan pemain yang selalu sama dari awal dibentuk hingga akhirnya dia menyelesaikan kontrak.
Dengan begitu, bisa dikatakan Park Hang-seo membentuk tim dengan tak mengalami banyak perubahan.
Dia jadi tahu betul karakter setiap pemain.
Hal ini berbeda dari Shin Tae-yong yang memiliki banyak faktor kesulitan sehingga sampai ujung kontraknya masih belum memiliki pemain pakem.
Dia bahkan masih terus melakukan banyak perubahan saat memanggil pemain ke timnas U-20 hingga timnas senior.
Hal ini terpaksa dilakukan karena dia belum menemukan komposisi seperti yang diharapkan.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com, Transfermarkt.com |
Komentar