BOLASPORT.COM - Frank Lampard melakoni start buruk dalam rezim keduanya melatih Chelsea. Adakah yang lebih buruk dari dia?
Tiga kali main, tiga kali pula Chelsea kalah sejak melantik Frank Lampard sebagai pelatih interim, 6 April lalu, dalam kontrak yang berlaku sampai akhir musim ini.
Start legenda The Blues terjadi dalam partai tandang Liga Inggris di markas Wolves (8/4/2023).
Lampard menelan kekalahan 0-1 dalam debut keduanya akibat gol Matheus Nunes.
Di partai kedua, sang raja gol sepanjang masa Chelsea langsung menjalani duel melawan musuh kelas kakap, Real Madrid.
Pada leg pertama perempat final Liga Champions di Santiago Bernabeu, Tim London Biru takluk 0-2.
Baca Juga: Kata-kata Frank Lampard Usai Chelsea Dipecundangi Real Madrid
Gol Karim Benzema dan Marco Asensio membuat Chelsea pulang dengan tugas berat untuk membayar defisit pada leg kedua nanti.
Terbaru, hasil negatif kembali didapatkan Lampard.
Ironisnya, itu terjadi dalam momen penyambutan dirinya pulang ke Stamford Bridge sebagai pelatih.
Sabtu (15/4/2023), Chelsea malah takluk 1-2 dari Brighton & Hove Albion dengan dibarengi kekalahan nyata dalam segi permainan.
Tim tamu asuhan Roberto De Zerbi unggul mutlak soal penciptaan peluang, penguasaan bola, memainkan pola serangan rapi, dinamis, serta pressing yang mumpuni.
Bisa dibilang, Brighton mencontohkan kepada Chelsea bagaimana cara bermain yang seharusnya mereka lakukan guna menghibur suporter.
Rekor negatif pun dicatat Frank Lampard.
Baca Juga: Hasil Liga Inggris - Chelsea Vs Brighton 1-2, Lampard Kalah 3 Kali Beruntun sambil Diobrak-abrik
Menuai 3 kekalahan beruntun dari 3 partai pertamanya sebagai pelatih, eks gelandang jempolan timnas Inggris masuk golongan langka sebagai arsitek The Blues dengan start terburuk.
Dikutip BolaSport.com dari Four Four Two, dari 37 pelatih sebelum Lampard yang menukangi Chelsea minimal dalam 3 partai, hanya dua orang yang mencatat 3 kekalahan beruntun.
Itu pun sudah sangat lama berlalu.
Mereka ialah Tommy Docherty pada 1961 dan David Calderhead pada 1907!
Sebagai komparasi, pada rezim pertamanya menukangi Chelsea (2019-2021), Lampard juga menjalani start tidak memuaskan walau tak seburuk sekarang.
Pada Agustus 2019, secara berturut-turut The Blues mengawali musim dengan nirkemenangan kontra Man United (0-4), Liverpool (2-2; adu penalti 4-5), serta Leicester (1-1).
Bahkan jangan kaget kalau rentetan kekalahan Lampard nanti bertambah menjadi 4 kali dari 4 partai awalnya.
Soalnya musuh berikut yang mengadang N'Golo Kante dkk adalah Real Madrid pada leg kedua perempat final Liga Champions, Selasa (18/4/2023).
Baca Juga: Erik ten Hag Dicap Arogan karena Ganti 5 Pemain Man United, Ini Jawaban Brutalnya
Waktu adalah faktor yang dinilai Lampard amat berpengaruh terhadap jebloknya start Chelsea di bawah komandonya.
Dia mencontohkan bahwa Brighton sudah lebih lama menyerap filosofi dan gaya bermain yang diinginkan De Zerbi.
Sementara itu, awak The Blues baru menjajal racikan Lampard dalam 3 pertandingan.
"Kami butuh waktu latihan, tetapi kami tak memiliki itu. Untuk mencapai hal itu (permainan seperti Brighton) akan membutuhkan waktu," katanya beralibi.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | fourfourtwo |
Komentar