"Mereka disiplin latihan dan waktu lebih terasa, Kalau di Indonesia pemain masih ada yang begadang, kalau capek malas. Kalau disana saat latihan, semangat semua. Mau kondisi bagaimana, 2-3 jam waktunya memang untuk latihan," tutur Rivan.
"Saya pertama kali ikut Liga Thailand di tim Nakhon (Ratchasima The Mall) dan membawa tim menjadi juara."
"Saat mengikuti Liga Jepang, tim saya ada di peringkat kesembilan (2020-2021). Terakhir, peringkat tim ke-10 (2021-2022)," aku Rivan.
Selama di Jepang, pemilik tinggi badan 196 cm ini disediakan apartemen oleh tim sebagai tempat tinggal selama mengikuti Liga.
"Kalau bahasa sulit, disana bahasa Inggris juga rada-rada (kurang lancar), Jadi saat berbicara kami pakai pocket (alat penerjemah seukuran hp). Kalau bicara jadi lama karena harus melalui alat terjemah, tetapi memang paling enak disana suasananya," ucap Rivan sambil tertawa.
Dari kompetisi itu, mulai banyak tim Jepang yang mengetahui potensi pebola voli Tanah Air.
"Sistem kontraknya individu, ke federasi cuma membayar fee. Kalau fee ke federasi sudah ada rate-nya dari FIVB (Federasi Bola Voli Internasional)," ujar Rivan.
"Jadi, misalnya federasi minta kamu harus bayar sekian dan meminta bayaran lebih tidak bisa. Kalau di Indonesia masih bisa dinegosiasi."
Sebelumnya, Rivan dan empat pebola voli lainnya mendapat kesempatan mengikuti seleksi.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar