Dua poin itu berkat raihan finis ke-14 di Argentina.
Hasil yang tentu bukan sebagai hasil yang diinginkan bagi Fernandez yang sedang berusaha bangkit memasuki tahun keduanya di kelas premier.
"Saya sebenarnya memiliki awal yang baik. Ketika saya tiba-tiba menemukan diri saya di posisi ke-13 di lap pertama, saya terus berkata pada diri sendiri: 'Semuanya akan baik-baik saja, semuanya akan baik-baik saja, saya bisa melakukannya', agar tidak terlalu gugup," ungkap Raul Fernandez mengingat momen di COTA, dikutip BolaSport.com dari Spedweek.
"Itu adalah hari di mana saya merasa lebih nyaman dengan motornya daripada sebelumnya."
"Dalam dua lap saya berada di belakang Maverick Vinales, Miguel Oliveira dan Johann Zarco. Tapi kemudian saya mengalami masalah mekanis. Saya mencoba memperbaikinya di atas motor, tetapi tidak ada solusi. Itu sebabnya saya akhirnya harus menyerah (retired)," imbuh dia.
Walau masih mengalami segala macam kendala ditambah adaptasinya di atas RS-GP serta persaingan dengan para pembalap senior, Fernandez tidak merasa tertekan sama sekali.
Sangat kontras ketika dia masih bernaung di tim KTM Tech3 musim lalu.
Fernandez mengatakan bahwa kali ini di Aprilia, ia merasa jauh lebih dihargai.
"Tentu saja saya frustrasi ketika saya berada di urutan ke-16 atau ke-17 dalam daftar waktu selama sesi latihan. Salah satu masalah saya, misalnya, adalah saya belum bisa memanfaatkan ban lunak secara optimal saat mengejar waktu. Yang lain meningkat pesat, saya hanya sedikit," curhatnya.
Baca Juga: Alex Rins Dianggap Pantas Dapat Motor Pabrikan Full Set dari Honda
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar