"Ini adalah hasil investigasi Digos (Divisi Investigasi Umum dan Operasi Khusus) di Turin, dalam konteks perjuangan melawan diskriminasi rasial dalam olahraga dan kinerja mengesankan melalui audio dan video."
"Hal ini memungkinkan untuk mengidentifikasi mereka yang selama pertandingan semifinal Piala Italia Juventus vs Inter di Stadion Allianz, 4 April, melantunkan nyanyian dan cibiran kepada pemain Inter, Lukaku," lanjut pengumuman tersebut.
Kepolisian Turin tidak berhenti sampai di sini.
Mereka masih terus bekerja keras untuk memburu pelaku lain dalam kasus pelecehan rasisme kepada Lukaku.
Diperkirakan total ada 250 orang yang melakukan teriakan rasialis.
Lukaku sendiri tidak tinggal diam ketika mendapat hinaan dari penggemar Juventus.
Dia membalas dengan selebrasi provokatif di depan tribune pendukung Si Nyonya Tua, Curva Sud.
Imbasnya, Lukaku menerima kartu kuning kedua sehingga terkena larangan bermain dalam satu laga.
Namun, sanksi untuk ujung tombak timnas Belgia itu dicabut berkat intervensi dari Presiden Federasi Sepakbola Italia (FIGC), Gabriele Gravina.
Sang presiden berdalih bahwa pembatalan tersebut merupakan langkah untuk melawan rasisme.
Lukaku pun bisa tampil kala Inter menjamu Juventus dalam leg kedua, Rabu (26/4/2023).
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Dailymail.co.uk |
Komentar