Lebih lanjut, ia menjelaskan bawah ia ingin memberikan filosofi baru ke timnas U-22 Vietnam.
Ia menilai sebelumnya Vietnam bermain dengan gaya bertahan dan menyerang baik.
Pelatih asal Prancis itu menilai dengan mempertahankan saya bermain tersebut, Vietnam tidak mendapatkan hasil baik di babak kualifikasi terakhir Piala Dunia.
"Perubahannya memang tidak banyak, tapi saya masih berusaha menyampaikan filosofi dan gameplay sepak bola baru ke tim U-22 Vietnam," kata Philippe Troussier.
"Ingatlah bahwa tim Vietnam telah banyak meraih kemenangan di level Asia Tenggara dengan gaya bertahan dan menyerang balik.
"Tapi di babak kualifikasi terakhir Piala Dunia, tim memainkan 10 pertandingan dan kalah 8 kali sambil mempertahankan sistem seperti itu," ujarnya.
Philippe Troussier menilai jika ingin mencapai level lebiha atas maka harus mendorong batasan cara bermain.
"Jika kami ingin mencapai level kontinental, kami harus mendorong batasan dalam cara kami bermain.
"Para pemain perlu lebih mengontrol bola, bermain lebih aktif dalam permainan. Itu benar-benar baru.
"Sebelumnya bek hanya perlu tahu cara bertahan, gelandang hanya perlu tahu cara mengoper atau penyerang hanya perlu tahu cara menyelesaikan.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Soha.vn |
Komentar