"Saat ini, saya liat tunggal putra yang stabil adalah Axelesen. Kalau tunggal putra lain, masih naik-turun performanya meskipun Ginting sudah ranking ke-2 dunia. Kalau menurut saya ranking itu karena banyak mengikuti pertandingan sehingga otomatis naik sendiri peringkatnya."
"Tetapi, yang ingin kita lihat itu kestabilan mereka di satu kompetisi bagaimana. Paling tinggi dia juara, apa final, apa semi final, itu harus udah levelnya di situ sekelas Ginting sehingga harus diperkuat dengan tim pendukung," tutur Juara Asian Games 2006 Doha itu.
Contohnya, penguatan kondisi fisik, sport science, nutrisi dan banyak lagi hal pendukung lainnya.
Taufik menilai potensi Anthony menjadi tulang punggung tunggal putra Indonesia setelah menjadi Juara Asia 2023.
Baca Juga: 2 Musuh Bebuyutan Lee Chong Wei dan Lin Dan Masuk BWF Hall of Fame 2023
"Turnamen level 1000 masih dikuasai Asia. Nomor satunya masih di Eropa. Jadi juara Asia itu masih levelnya menguasai Asia karena semua yang juara dari Asia, jadi memang sangat bergengsi."
"Mudah mudahan ini jadi satu motivasi buat Ginting bahwa dia ada di level atas untuk memacu dia bisa bersaing pada turnamen lain. Tidak hanya di Asia saja, maksudnya masih banyak pertandingan yang lebih besar daripada itu untuk kedepan," kata Taufik.
"Apalagi, nanti Sudirman Cup misalnya dia dibilang tulang punggung sudah harus. Kalau, tidak dia siapa lagi, mungkin antara dia sama jonathan. Namun, sekarang tergantung rankingnya. Peringkat tertnggi dia sekarang."
Dengan status peringkat tertinggi bagi tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat berharap Anthony tidak menjadikan itu sebagai beban. Tetapum menjadi motivasi.
"Kalau kita cuma lurus lurus aja gitu, mendingan tidak usah. Dia sudah bisa membuktikan juga, lawannya itu-tu juga sama aja dari China, Malaysia. Saat pertandingan, lawan yang ditemui juaga sama hanya yang membedakan fasenya saja babak pertama, kedua atau apa," ujar Taufik.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar