"Saya berada di sana (Jerman) Desember lalu untuk sebuah pertemuan dan beberapa orang asing menghampiri saya dan meminta foto bersama."
"Itu menyenangkan tapi itu tidak pernah terjadi pada saya sebelumnya. Di mana pun," ujar Masniari.
Masniari mulai belajar renang saat berusia 10 tahun dan berlomba di beberapa kejuaraan lokal sebelum menarik perhatian pihak berwenang di Indonesia.
Pada bulan Desember 2019, dia diundang untuk berkompetisi di Kejuaraan Renang Nasional Indonesia dan menunjukkan penampilan yang mengesankan.
"Kami biasanya pulang selama beberapa bulan untuk mengunjungi keluarga ketika saya masih kecil, tetapi perjalanan itu menjadi lebih singkat ketika saya bersekolah," kata Masniari.
Selanjutnya, Masniari bertekad menjadi lebih kuat dan lebih cepat jika ia ingin tampil di panggung yang lebih besar dari Asia Tenggara.
Catatan waktu terbaiknya di nomor 50 meter punggung 28.89 akan menempatkannya di urutan ke-23 pada Kejuaraan Dunia 2022.
Perenang asal Polandia, Paulina Peda menjadi semifinalis paling lambat dengan catatan waktu 28.47 - dan berada di urutan ke-28 di Asia pada tahun 2023.
"Lolos ke Olimpiade juga merupakan sebuah mimpi, namun Paris 2024 mungkin masih terlalu dini bagi perenang muda ini." tulis Straits Times mengulas
"Nomor 50 meter gaya punggung bukanlah ajang Olimpiade, sementara catatan waktunya di nomor 100 meter mengalami stagnasi, dan itulah sebabnya ia tidak berusaha mempertahankan gelarnya di SEA Games 2023." tulis Straits Times.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Straitstimes.com |
Komentar