Bagi Yuni, jalur prestasi Gregoria sudah terbuka ketika dia mulai mengalahkan pemain papan atas. Inilah yang lebih penting daripada sekadar ranking.
Kebangkitan Gregoria kali ini tidak terlepas dari keberhasilan untuk berada di situasi yang lebih baik dari sebelumnya.
Jika dahulu momentumnya sering hilang, masih menurut Yuni, Gregoria sekarang sudah bisa menang dan konsisten.
Indonesia pun bisa terkena dampak positif dari naiknya prestasi Gregoria sekarang dalam misi membawa pulang Piala Sudirman yang sudah hilang selama 34 tahun.
Masih berproses, Gregoria terhindar dari tuntutan besar untuk menang, sesuatu yang membuatnya menjadi senjata tak terduga.
Baca Juga: Klasemen Sudirman Cup 2023 - Indonesia Lolos dari Fase Grup Lebih Cepat dari China
"Paling enak orang itu waktu tahap naik. Ketika orang lagi naik, dia akan menjadi kuda hitam bagi negara manapun yang akan melawan Indonesia," kata Yuni.
"Grego itu ibarat kuda hitam. Menurut saya dia sedang di atas angin karena dia lagi enak-enaknya main dan belum ada beban di pundak dia."
"Beban di pundak itu artinya, kalau di beregu lu harus ambil poin. Itu nanti challenge yang beda lagi."
Yuni merasa tantangan Gregoria saat ini hanya perlu untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya, alih-alih berbicara soal hasil akhir.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar