BOLASPORT.COM - Valentino Rossi pernah memiliki episode mengecewakan dalam perjalanan kariernya di MotoGP ketika dia membela Ducati.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Rossi telah mencatatkan sebuah kegagalan ketika dia membela Ducati selama dua musim.
Momen itu terjadi pada 2011-2012, di mana saat itu The Doctor dengan lantang berani meninggalkan Yamaha yang sudah dia bela selama tujuh tahun.
Jangankan mengulang penampilan gemilangnya seperti saat masih berseragam biru, Rossi justru mengalami antiklimaks.
Peraih sembilan gelar juara dunia itu tidak bisa berbuat banyak untuk bersaing meraih podium alih-alih kemenangan.
Dalam dua musim tersebut, pembalap asal Italia itu hanya menorehkan total tiga podium dalam periode dua tahunnya bersama Ducati.
Sebelumnya, kepindahan Rossi ke skuad Borgo Panigale digadang-gadang banyak pengamat menjadi 'perkawinan' yang sempurna.
Bagaimana tidak? Rossi dan Ducati sama-sama membawa bendera Italia yang diprediksi akan superior saat itu.
Akan tetapi, dominasi yang diharapkan itu pada akhirnya tidak terwujud hingga Rossi kembali ke Yamaha pada 2013.
Baca Juga: Bukan Lagi Jamannya Valentino Rossi, Marc Marquez Sudah Ambil Alih MotoGP
Situasi kini berbeda di mana Ducati memiliki motor yang paling kompetitif di grid MotoGP 2023.
Mereka bahkan sudah berhasil mengakhiri puasa panjang sejak 2007 bersama Casey Stoner dengan mengantarkan Francesco Bagnaia menjadi juara dunia.
Perbedaan kondisi itulah mengundang perhatian salah satu pelatih balap terkemuka di dunia Manu Cazeaux untuk berkomentar.
Pria Argentina yang pernah menjadi teknisi Ducati pada musim tersebut menilai Rossi tidak bisa disalahkan sepenuhnya.
Baca Juga: Legenda MotoGP Ingin Marc Marquez Bersabar dengan Honda yang Amburadul
Cazeaux yang mengerti kondisi Ducati pada saat itu menilai timnya tidak memiliki motor yang mumpuni.
Desmosedici yang ditunggangi Rossi saat itu merupakan salah satu motor tersulit yang membuatnya tidak nyaman.
"Valentino Rossi tidak bisa disalahkan karena dia mendapatkan motor yang tidak mudah diinterpretasikan dari hari ke hari," kata Cazeaux.
"Rossi menemukan motor yang membuatnya tidak nyaman, apa yang dilakukan salah adalah mengubah segalanya," imbuhnya.
Lebih lanjut, Cazeaux mengutarakan kesaksiannya bahwa Rossi sejatinya telah melakukan langkah untuk mengubah karakteristik motor itu.
Alih-alih sukses, perubahan yang diharapkan tersebut membutuhkan waktu yang lama dan harus melalui beberapa tahapan.
"Ketika Rossi tiba di Ducati, dia benar-benar mengganti motornya dan itu biasanya tidak berjalan dengan baik dalam waktu singkat," ucap Cazeaux.
"Dia sangat menderita ketika hasilnya tidak keluar sesuai dengan apa yang dia harapkan," imbuhnya.
Setelah pensiun dari MotoGP, Rossi menggawangi tim miliknya sendiri Mooney VR46 yang sudah berkompetisi di kelas utama sejak musim 2022.
Dia dan timnya Mooney VR46 menjadi salah satu pihak yang tengah menikmati hasil manis dari kerja keras Ducati sejauh ini.
Memakai Desmosedici dengan versi yang lebih lawas, dua amunisinya Marco Bezzecchi dan Luca Marini tampil menjanjikan.
Baca Juga: Toprak Razgatlioglu Berpisah dengan Yamaha Setelah World Superbike 2023 Berakhir
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar