BOLASPORT.COM - Terungkap fakta bahwa Xavi Hernandez sering marah setelah melatih Barcelona.
Perjalanan Xavi sebagai nakhoda Barcelona dimulai sejak November 2021.
Dia dipulangkan oleh Blaugrana untuk menggantikan Ronald Koeman yang dipecat.
Sergio Busquets menjadi salah satu pemain andalan Barca era kepelatihan Xavi.
Sebelumnya, dua sosok tersebut terlibat kerjasama sebagai pemain di klub serupa.
Mereka main bareng dalam 314 pertandingan di semua kompetisi selama kurun waktu 2008 hingga 2015.
Kolaborasi Xavi-Busquets mengantarkan Barcelona menuju kejayaan dengan dua kali meraih treble winners (musim 2008-2009 dan 2014-2015).
Jika ditotal, keduanya mempersembahkan 32 gelar juara buat Barcelona.
Busquets pun melihat perubahan Xavi ketika dulu bermain dan setelah menjadi pelatih.
Dia merasa mantan rekannya di timnas Spanyol itu jadi lebih mudah emosi, terutama saat permainan tidak seusai rencana.
"Saya pikir perubahannya adalah dia menjadi lebih kesal," tutur Busquets, seperti dikutip BolaSport.com dari Sport.
"Sebagai pemain, dia tidak terlalu marah, normal saja. Sekarang dia bertanggung jawab dan suasana hatinya jadi buruk dari waktu ke waktu saat sesuatu tidak berjalan baik."
"Akan tetapi, dia memiliki esensi yang sama dengan lebih banyak tanggung jawab," kata Busquets.
Lebih lanjut, Busquets juga melihat beberapa hal yang tak berubah dari Xavi.
"Dia selalu optimistis, mengenal rumah dengan sangat baik, begitu teliti dalam sistem dan sangat jelas tentang apa yang ingin dimainkan dan apa yang tidak sukai," ucapnya.
"Dia juga demikian saat menjadi pemain. Jadi, dalam hal itu, dia tidak banyak berubah," ujar gelandang yang meninggalkan Barcelona pada musim panas 2023 itu.
Baca Juga: Lionel Messi Terlalu Baik untuk Dihina, Kelakuan Suporter PSG Bikin Ander Herrera Kaget
Pada 2022-2023 atau musim debut selaku pelatih Barcelona, Xavi membawa timnya cuma finis di peringkat ketiga fase grup Liga Champions.
Hasil tersebut memaksa Blaugrana terdegradasi ke Liga Europa.
Xavi pun gagal membuat Barcelona berbicara banyak di kompetisi kasta kedua klub Eropa.
Busquets dkk terhenti pada babak play-off knock-out akibat kekalahan dari Manchester United.
Kedua tim bermain imbang 2-2 dalam leg pertama.
Kemudian, Barcelona dihajar 1-2 oleh United pada pertandingan kedua.
Jadilah Barcelona tak lolos ke babak 16 besar gara-gara kalah agregat 3-4.
Kendati demikian, Xavi boleh berbangga diri karena mengantarkan Barca ke tangga juara Liga Spanyol.
Skuad besutan Xavi memuncaki klasemen dengan poin akhir 88.
Mereka memimpin 10 angka atas Real Madrid yang finis sebagai runner-up.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Sport |
Komentar