BOLASPORT.COM - Pembalap Monster Energy Yamaha, Franco Morbidelli, tak mau berpura-pura. Dia menyadari bahwa pabrikan Jepang termasuk Yamaha sedang mengalami masalah besar di MotoGP.
Kalimat tersebut diungkapkan Morbidelli setelah mengarungi seri balap ketujuh MotoGP Jerman pada akhir pekan lalu.
Pembalap didikan Valentino Rossi itu masih belum bisa membukukan hasil apik setelah 'hanya' finis di urutan ke-12.
Baca Juga: Bursa Transfer MotoGP - Pesan Bos Ducati ke Jorge Martin: Beri Tahu Kami kalau Yamaha Mulai 'PDKT'
Morbidelli tertinggal 22 detik dari pemenang balapan 30 lap di Sachsenring ini yaitu Jorge Martin (Prima Pramac).
Makin ironis saat mengetahui fakta bahwa Morbidelli merupakan pembalap terbaik dari Yamaha.
Morbidelli lagi-lagi mengungguli rekan setimnya, Fabio Quartararo, yang harus puas di urutan ke-13 setelah tersusul pada paruh kedua balapan.
Ini menjadi kali ketiga pada musim ini ketika Quartararo dan Morbidelli sama-sama gagal finis di luar posisi sembilan besar.
Masih sulitnya Yamaha dalam menembus dominasi pabrikan-pabrikan Eropa, terutama Ducati, membuat Morbidelli tersadar.
Apalagi catatan waktunya hampir sama dengan milik Quartararo saat MotoGP Jerman musim lalu ketika El Diablo keluar sebagai juara.
Dengan kata lain, Yamaha masih jalan di tempat. Sedangkan pabrikan seperti Ducati, KTM, dan Aprilia sudah membuat kemajuan luar biasa.
"Balapannya sangat baik, kecepatannya konsisten," ungkap Morbidelli mengawali, dikutip Bolasport.com dari Speedweek.
"Kami bisa mencapai total waktu lomba yang sama dengan Fabio ketika dia memenangkan balapan ini pada 2022."
"Akan tetapi, masalahnya, tahun ini semuanya sudah berubah. Semua orang telah meningkat pesat."
"Bagaimanapun, saya harus tetap berterima kasih kepada kru kami. Mereka membuat keputusan yang tepat dan mendapatkan hasil maksimal dari paket motor ini," imbuhnya.
Baca Juga: Alex Simpan Rapat-rapat Kabar Marc Marquez yang Alami 5 Kali Kecelakaan di MotoGP Jerman 2023
Dengan finis di urutan ke-12, Morbidelli tak hanya menjadi yang terbaik di antara para pembalap Yamaha tetapi juga pabrikan Jepang.
Honda hanya mendapatkan poin dari Takaaki Nakagami (LCR Honda) yang finis di urutan ke-14, di belakang Morbidelli dan Quartararo.
Kondisi Honda makin nahas karena cuma Nakagami yang bisa tampil dari empat pembalap reguler mereka di MotoGP.
Sedangkan Marc Marquez dan Joan Mir (Repsol Honda) serta rekan setim Nakagami, Alex Rins, semuanya absen karena dibanting motor mereka sendiri.
"Oke, saya pembalap terbaik dengan motor Jepang, kami harus mensyukurinya," kata Morbidelli berusaha menghibur diri.
"Kami harus melihat hal-hal positif kecil ini bersama kami. Merefleksikan hasil ini dan bersiap untuk langkah selanjutnya," imbuh juara dunia Moto2 satu kali itu.
Tetapi, bukan berarti Morbidelli puas sampai di situ saja.
Ia berharap Yamaha mau membuka diri. Baik dari segi budaya kerja maupun soal pengembangan mesin M1 mereka.
Perbedaan kultur disebut-sebut menjadi alasan Yamaha dan Honda tertinggal dari rival-rival mereka yang lebih agresif dalam pengembangan.
Baca Juga: Jack Miller Sindir Merosotnya Pabrikan Jepang di MotoGP Akibat Salah Mereka Sendiri
Soal pengembangan aerodinamika dan ride-height device yang krusial misalnya, pabrikan Jepang terlihat cuma mengekor inovasi dari lawan.
Quartararo pun pernah menyebutnya sebagai masalah Yamaha yang sebenarnya.
"Kita bisa menyebutnya sebagai krisis (pabrikan) Jepang," ujar Morbidelli.
"Pabrikan Eropa bisa bekerja lebih baik, terutama Ducati dan KTM. Mereka mampu memberikan lebih banyak sumber daya ke proyek mereka dan meningkat dari tahun lalu."
"Mereka juga meningkat sepanjang musim. Itu berarti mereka memiliki lebih banyak keunggulan daripada kami."
"Saya harap sesuatu akan berubah di masa depan. Itu akan menjadi hal yang baik bagi kami sebagai pembalap tim pabrikan Jepang, dan juga pertunjukan (MotoGP)," imbuhnya.
Morbidelli juga mengeluhkan belum ada hasil positif dari komponen-komponen baru yang telah diujicobakan pada motor YZR-M1 sejak tes pramusim.
Ujung-ujungnya, set-up tahun-tahun lalu masih dipertahankan.
"Ada banyak perbaikan yang harus dikerjakan, seperti yang bisa kita lihat," kata Morbidelli.
Baca Juga: Neraka Marc Marquez di MotoGP Jerman 2023, Belah Ducati Jadi 2 dan Salam Jari Tengah
"Saya tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan, hanya waktu yang bisa menjawabnya."
"Fabio pun saat ini menggunakan setelah yang sama persis dari 2021," katanya.
Yamaha dan Honda menjadi dua pabrikan yang terdampar di dasar klasemen konstruktor MotoGP 2023.
Yamaha menjadi juru kunci dengan 68 poin, sedangkan Honda yang sempat mencuri kemenangan di GP Americas berada tepat di atasnya dengan 81 poin.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar