BOLASPORT.COM - Pembalap GASGAS Tech3, Pol Espargaro, menyesali kecelakaan yang hampir berdampak cukup fatal pada karier balapnya.
Lapisan kesabaran Espargaro masih terus diuji dalam menanti comebacknya pada musim ini setelah melewatkan seri balap kedelapan MotoGP Belanda 2023.
Pada seri balap yang akan berlangsung pada 23-25 Juni 2023 di Sirkuit Assen tersebut, Espargaro belum bisa ikut berlomba.
Baca Juga: Marc Marquez dan Honda Terancam Buntu, Pabrikan Jepang Terlalu Sombong
Adik Aleix Espargaro itu masih belum mendapat lampu hijau dari Direktur Medis MotoGP, Angel Charte, setelah pemeriksaan pada Selasa (20/6/2023) kemarin.
Padahal, seri Belanda sempat memberikan harapan kepada Espargaro setelah berulang kali comeback-nya ke lintasan tertunda.
Espargaro sendiri sudah mengincar balapan lagi sejak seri Prancis pada bulan lalu. Namun, kondisi fisiknya belum sembuh benar.
Meski sudah bisa menunggangi kuda besinya, Espargaro dinilai belum siap untuk menghadapi risiko yang mengiringi dalam ajang balap motor.
Sebab, risiko yang dihadapi Espargaro tak main-main. Jika terjatuh lagi, kelumpuhan mengintai juara dunia Moto2 satu kali tersebut.
Tulang belakangnya dirasa belum pulih benar. Dilansir dari Speedweek, dokter memperkirakan bahwa kondisinya masih 98 persen.
Cedera tulang belakang dialami Espargaro saat menjalani sesi latihan pada seri perdana MotoGP 2023 di Portimao, Portugal, pada Maret lalu.
Espargaro terjatuh saat memburu waktu lap terbaik di belakang Miguel Oliveira (CryptoDATA RNF) dan Maverick Vinales (Aprilia Racing).
Pembalap asal Spanyol tersebut secara tiba-tiba mengalami highside crash, atau kecelakaan yang disebabkan selip ban belakang, di Tikungan 10
Espargaro terbanting dari motornya dengan cukup keras di aspal.
Dampaknya menjadi berlipat saat ukuran kerikil yang besar di Portimao membuatnya terseret motornya dan terbanting berulang-ulang kali hingga baru berhenti di dekat dinding.
Baca Juga: Nakagami Sepakat dengan Marquez Soal Minornya Komponen Baru Honda
Selain patah tulang belakang, Polyccio mengalami patah tulang rahang, retak tulang di tangan kanan, memar pada paru-paru, dan luka di telinga kanan.
Akibat cedera-cedera yang cukup riskan itulah, Espargaro diharuskan benar-benar dalam kondisi fit 100 persen jika ingin kembali balapan. Tidak ada negosiasi untuk hal ini.
Sedikit flashback tentang kejadian itu, Espargaro menyesali kesalahan yang membuat suhu ban belum cukup panas.
Sebelum insiden itu terjadi, Espargaro terlibat kucing-kucingan dengan Oliveira untuk mencari slipstream sehingga suhu ban belakangnya turun.
Espargaro sebenarnya sudah tahu bahwa dia harus memanaskan sisi kanan bannya terlebih dahulu di tikungan lain yang sejenis dengan Tikungan 10.
Kompon ban yang dipakai saat MotoGP Portugal memang relatif lebih keras sehingga pembalap butuh lebih banyak usaha untuk mencapai level grip yang ideal.
Akan tetapi, kesempatan membuntuti Vinales yang datang tiba-tiba di tikungan yang dimaksud membuatnya lupa.
"Saya melihat Vinales kemudian agak mengurangi gas sehingga itu tidak cukup membuat ban belakangnya hangat di sana," terang Espargaro.
"Saya melewati tikungan dengan sangat pelan, tapi saya masih mengalami kecelakaan karena kompon ban belakang yang keras."
Baca Juga: Bursa Transfer MotoGP - Pesan Bos Ducati ke Jorge Martin: Beri Tahu Kami kalau Yamaha Mulai 'PDKT'
"Saya tidak menyadari betapa kerasnya kompon ban saat itu."
Pol mengakui bahwa kecelakaan tersebut murni terjadi akibat kesalahan dirinya sendiri.
"Tida ada yang harus ditutup-tutupi," ungkap Pol.
"Kecelakaan itu sepenuhnya salah saya. Saya yang salah karena justru melaju pelan di titik di mana saya harus memacu motornya."
"Beginilah adanya, dan ini tidak dapat diubah," tandasnya.
Kecelakaan membuat Espargaro sama sekali belum pernah tampil dalam balapan hingga MotoGP 2023 akan memasuki seri balap ketujuh.
Espargaro setidaknya memiliki waktu pemulihan yang lebih panjang. Dia diperkirakan baru akan kembali pada balapan berikutnya di Silverstone, Inggris, pada 4-6 Agustus 2023.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar