Pada akhir paruh musim pertama ini Bagnaia juga menjauhkan diri dari nama-nama yang sempat dijagokan akan menajdi penantangnya.
El Capitan Aprilia Racing, Aleix Espargaro, tertinggal 117 poin walau tampil heroik karena finis ketiga dengan kondisi winglet rusak sebelah.
Runner-up tahun lalu, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha), lebih jauh lagi karena insiden dengan Johann Zarco (Prima Pramac) membatalkan akhir pekan apiknya.
Setelah finis ketiga saat sprint, Quartararo pulang dengan tangan hampa dari balapan utama yang menawarkan poin dua kali lebih banyak.
Quartararo akan menghadapi jalan terjal untuk mengejar jarak 130 poin dari Bagnaia pada paruh musim kedua yang memperlombakan 12 seri.
Baca Juga: BREAKING NEWS - Bangun dengan Rasa Sakit, Marc Marquez Absen pada MotoGP Belanda 2023
Sebagai perbandingan, pada titik yang di mana kejuaraan menuntaskan 8 seri, tahun lalu El Diablo hanya unggul 41 poin dari Bagnaia yang akhirnya menjadi juara.
Poin maksimal per seri yang lebih banyak karena sprint bakal menjadi pisau bermata dua bagi Quartararo dkk. dalam memburu gelar.
Musim ini pembalap bisa mengumpulkan maksimal 37 poin jika memenangi balapan dan sprint. Di sisi lain, mereka juga kehilangan 37 poin kalau gagal finis atau absen di keduanya.
Jika total poin ini yang menjadi patokannya, situasi yang dialami jagoan lainnya, Marc Marquez (Repsol Honda), makin berat.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | MotoGP.com |
Komentar