BOLASPORT.COM - Laga pembuka Liga 1 musim 2023/2024 antara Bali United Vs PSS Sleman di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Sabtu (1/7/2023) terancam sepi penonton.
Hal itu disinyalir karena keputusan manajemen Bali United yang menaikkan harga tiket pertandingan untuk musim 2023/2024.
Lonjakan tersebut menimbulkan reaksi keras dari para suporter Bali United.
Suara paling vokal ditunjukkan oleh North Side Boys atau NSB12.
Kelompok suporter yang menghuni tribun utara Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar tersebut mengancam bakal memboikot pertandingan kandang Bali United.
Mereka protes dengan kenaikan harga tiket yang sangat signifikan.
Sebagai contoh untuk kategori reguler saja mengalami lonjakan 67 persen, dari Rp 60 ribu menjadi Rp 100 ribu.
Sementara kategori VVIP mengalami kenaikan 30 persen dari Rp 300 ribu jadi Rp 400 ribu.
Baca Juga: Manajemen Persija Jakarta Senang Usai Laga Pembuka Liga 1 2023/2024 Lawan PSM Bisa Digelar di GBK
NSB12 mengancam bakal mengosongkan Tribun Utara, tempat di mana gemuruh chants terdengar sampai akhir laga.
Tribun Utara juga jadi tempat bendera dan banner besar berkibar memompa daya Juang penggawa di lapangan.
Sikap boikot ini telah diunggah dalam akun Instagram mereka @northsideboys12.
"Setelah melakukan forum dengan teman-teman Tribun Utara," demikian tulis akun @northsideboys12 dikutip oleh BolaSport.com, Selasa 27 Juni 2023.
"Sikap Northsideboys12 memilih Boikot pertandingan home Bali United dengan tidak hadir di Tribun Utara sampai waktu yang belum ditentukan," lanjutnya.
Mereka menilai kenaikan harga tiket dari manajemen Bali United terlalu berlebihan.
Mereka juga mempertanyakan dasar dari kebijakan untuk menaikkan harga tiket laga kandang Bali United.
"Kami merasa pemaparan untuk tiket 100 ribu tidak jelas, apa yang mendasari hal tersebut dilakukan," tulis postingan tersebut.
Baca Juga: Pengamat Eropa Samakan Striker Persis Solo Ramadhan Sananta dengan Edinson Cavani
Pada saat pertemuan, manajemen justru tidak melakukan koordinasi terkait perencanaan naiknya harga tiket dengan alasan yang masuk akal atas kondisi tim sekarang.
"Caption pada postingan Bali United pun tidak jelas, 'Kenyamanan fasilitas yang sudah standar internasional'. Standar internasional itu yang dimaksud seperti apa?," tanya mereka.
Kalaupun harus naik, NSB12 menilai kenaikan mesti dilakukan secara bertahap.
NSB12 meminta manajemen berjalan bersama suporter untuk menjadikan Bali United sebagai tim yang kuat dan disegani.
"Manajemen Bali United ingin berjalan di atas kita. Sedangkan kita tidak pernah mau berjalan di atas mereka. Semestinya kita berjalan bersama dan bersinergi untuk menjadikan klub ini semakin kuat kedepannya," tulis akun tersebut.
NSB12 menyebutkan sepak bola bukanlah apa-apa tanpa kehadiran suporter.
"Jika Bali United menolak berjalan bersama, maka menarik diri untuk tidak datang ke stadion adalah cara untuk memberitahu mereka bahwa 'Football Without Fans is Nothing'," demikian tutup postingan itu.
North Side Boys 12, dalam sejarah perkembangannya sebagai fans militan Bali United, pernah menolak fee tiket lima persen yang diberikan manajemen. Artinya kelompok suporter ini menolak komisi cuma-cuma senilai Rp 12-15 juta tiap pertandingan.
Bagi mereka, Bali United FC tanpa nama Bali dan dukungan masyarakat Bali hanya sebatas tim sepak bola. NSB12 terus mendengungkan pemboikotan andai manajemen tidak menganulir keputusan yang telah dibuat.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Tribun Bali |
Komentar