Soal pengembangan aero, pabrikan Eropa memang lebih agresif. Ducati menjadi pemimpin sejak membawa winglet ke MotoGP pada 2015.
Sementara pabrikan Jepang lebih konservatif. Mereka bahkan sempat mencoba menjegal inovasi Ducati karena alasan keselamatan walau akhirnya mengikuti.
Kesalahan ini pun diakui Meregalli. Namun, bukan berarti semuanya negatif.
"Mungkin ini tidak perlu disebut krisis," ujar Meregalli.
"Hanya saja kami mungkin telah mengorientasikan ulang pengembangan ke arah yang kurang tepat. Dan sekarang kami membayar kurangnya pengalaman dengan aerodinamika.""
"Pabrikan lainnya sudah memulai lebih awal dari kami, sekarang kami membayarnya akibat menunda (pengembangan aerodinamika)."
"Sekarang kami harus melakukan yang terbaik yang kami bisa," tandasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Moto.it |
Komentar