"Mereka (Honda) telah melakukan beberapa hal, tapi tidak cukup."
"Kami telah melakukan semua yang kami bisa untuk memaksimalkan motor yang kami miliki dan hasil yang penting datang dari Austin," tuturnya.
"Itu bukan kemenangan (Alex Rins) yang kebetulan, itu dibangun selama akhir pekan," ujarnya.
Bukan hanya Honda yang mengalami kesulitan. Kesenjangan antara pabrikan Eropa dan Jepang semakin melebar, dengan Yamaha berada dalam masalah serius.
Cecchinello menyatakan daya saing tinggi yang diciptakan pabrikan Jepang hingga musim 2019 membuat mereka tidak lagi memiliki kemampuan berinovasi.
Dia mengkritik keras para pabrikan Jepang yang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan inovasi dan terobosan.
"Saya pikir daya saing tinggi yang dimiliki Honda hingga 2019, serta Yamaha sendiri, membuat mereka tidak lagi memiliki kemampuan untuk berinovasi," ucap Cecchinello.
"Ducati dan Aprilia telah melakukan hal itu, dan mereka telah menghasilkan beberapa inovasi yang sangat menarik, seperti undercut di bagian belakang."
"Embel-embel aerodinamis dan konsep-konsep baru tentang bagaimana menggunakan aerodinamika untuk membuat motor berbelok lebih baik dan meningkatkan cengkeraman."
Baca Juga: Valentino Rossi Sampai Dibawa-bawa, Yamaha Seperti Deja Vu Saat Merana pada MotoGP 2023
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar