Ia menerangkan bahwa pemerintah Indonesia sejatinya telah menyetujui pembiayaan ANOC World Beach Games 2023 di Bali yang akan menjadi edisi kedua sejak pertama kali diselenggarakan pada 2019 di Qatar tersebut.
Sayangnya, sistem mekanisme birokrasi anggaran sulit dilakukan mengingat sempitnya waktu yang dimiliki.
Situasi tersebut diperparah dengan fakta lainnya bahwa ternyata sejumlah sponsor menyatakan mundur. Tidak dijelaskan secara rinci siapa saja sponsor yang mundur dan apa penyebabnya.
Batalnya ajang ini membuat NOC Indonesia terpojok. Tetapi Okto menegaskan bahwa pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin untuk 'menalangi dana' yang dibutuhkan untuk keperluan-keperluan awal dalam mempersiapkan turnamen,
Sejak ditunjuk sebagai tuan rumah ANOC World Beach Games 2023, NOC Indonesia telah berupaya maksimal agar penyelenggaraan pesta olahraga pantai terbesar di dunia ini dapat terlaksana dengan sukses.
Mulai dari menyelenggarakan technical meeting dengan Federasi Internasional, Chef de Mission Seminar, dan kegiatan lainnya. Semua kegiatan tersebut dibiayai secara mandiri oleh NOC Indonesia.
Sayangnya, sistem administrasi untuk segera mencairkan dana angaran terhalang waktu.
"Kami hanya pelaksana, tetapi tepat hari ini, waktu yang kita miliki hanya 30 hari dan proses anggaran masih panjang," ucap Okto.
"Pil pahit ini terpaksa kami telan karena dengan keterbatasan waktu, kami melihat sulit mempersiapkan multievent kelas dunia. Kami melihat minimnya waktu di tengah mekanisme penggunaan anggaran menjadi sangat berisiko dalam membuat multievent kelas dunia."
"Sementara Indonesia telah menjadi tuan rumah yang luar biasa dengan menggelar Asian Games dan Asian Para Games. Ketika lebih banyak mudarat daripada manfaat maka yang harus dilakukan adalah menjaga marwah Indonesia,” kata Okto lagi.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | NOC Indonesia |
Komentar