"Arti dari raihan medali emas ini merupakan bagian dari pengalaman. Pada 2019 saat saya terpilih seleksi juga tidak menyangka karena waktu itu masih ada senior seperti mas Bastian (Tamtomo) dan mas Delly (Putra)," ucap Rakha.
"Setelah terpilih, saya tidak mau mengecewakan tim kepelatihan. Makanya, saya membuktikan terus dan sampai sekarang saya masih bisa begitu. Sebenarnya tidak menyangka juga dapat best libero, dalam artian jepang juga masih ada libero, kemarin juga Iran liberonya anggota timnas."
"Awalnya saya hanya fokus bermain. Yang penting, bermain bagus dan mencapai hasil yang terbaik. Cuma bagi saya pengalaman penting," ujar Rakha.
Meski mayoritas anggota timnas sudah bersama sejak persiapan SEA Games 2023, pemain asal Malang, Jawa Timur itu menilai bahwa kekompakkan harus ditingkatkan lagi.
"AVC ini bagian dari persiapan Asian Games (2022). Mungkin masih ada beberapa negara yang ikut Asian Games, tetapi tidak ikut AVC Challenge. Takutnya kalau kami santai, pada Asian Games kami kaget."
"Dari hasil SEA Games, kemampuan pemain senior dan junior tidak berbeda jauh. Misalnya senior ada kendala saat bertanding, junior bisa menggantinya karena kemampuannya sama," ucap Rakha.
Menurut Rakha, negara lain yang juga perlu diwaspadai pada AVC Challenge adalah Korea Selatan, Filipina.
"Filipina saat SEA Games mengirim pemain junior. Ada info Bagunaz, Espejo, pemain yang bermain di liga Jepang ikut bergabung untuk AVC Challenge ini. Itu kami waspadai dalam artian tidak meremehkan siapa pun timnya, semua tim berat," tutur Rakha.
"Kami tidak pernah bertemu sebelumnya. Di turnamen tingkat Asia juga Indonesia tidak pernah hadir hitungannya. Kemarin saat AVC Cup di Bahrain masih antar klub sehingga ada pemain asing dan murni timnas."
"Cuma beberapa negara yang murni mengirim pengirim timnas tanpa pemain asing seperti Korea Selatan," ujar Rakha.
Baca Juga: AVC Challenge Cup 2023 - Pelatih Tim Voli Putra Indonesia Tak Pasang Target Tembus Final, Kenapa?
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar