"Perubahan mentalitas dari salah satu pasangan bisa menyebabkan situasi demikian."
"Bukan berarti kami tidak memikirkannya saat itu, hanya saja kita tidak bisa mengendalikan momentum dan situasi."
"Ini adalah pelajaran yang harus dipelajari oleh para pemain muda," tambahnya.
Liang/Wang masih muda. Wang Chang seangkatan dengan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang kelahiran tahun 2000. Adapun Liang Wei Keng hanya setahun lebih tua.
Selain mental Liang/Wang masih jadi PR, ganda putra China lain yang diharapkan segera bangkit oleh Chen Qi Qiu adalah Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi.
Sejak menjadi juara BWF World Tour Finals 2022, penampilan mereka justru cenderung menurun.
Sempat menjadi kunci dalam kemenangan China di Sudirman Cup 2023, juara Indonesia Open satu kali ini justru angin-angina sesudahnya.
Bahkan saat kualifiiasi Olimpiade Paris 2024 dimulai performa mereka belum menggigit. Ini sangat kontras dengan gebrakan yang mereka buat saat tampil sebagai duet anyar tahun lalu.
"Liu/Ou memang mengalami pasang surut di Piala Sudirman, dan kemudian cuma punya waktu seminggu sebelum mengikuti turnamen lagi," terang Chen Qi Qiu.
"Pada akhirnya setelah turnamen besar, selalu ada penurunan fisik dan mental."
"Sekarang kami harus bisa menjalani periode latihan ini dan bermain dengan baik di pertandingan yang berikutnya," ucap pelatih berusia 45 tahun itu.
Salah satu menu latihan yang dilahap Liang/Wang dkk. adalah latih tanding. Walau hanya sparing, mereka tampil habis-habisan seperti layaknya sedang tampil dalam turnamen sesungguhnya.
"Saya berharap dapat meningkatkan kekuatan tim ganda putra, mendapatkan pasangan terbaik dari yang terbaik, mengangkat peringkat dunia mereka secara keseluruhan dan menjadi lebih kompetitif," harap Chen.
"Dengan program latihan tanding, mereka bisa meningkatkan diri dan lebih bersaing di turnamen internasional, yang seharusnya dilakukan pasangan pelapis ke-3, 4, dan 5," tandasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Aiyuke |
Komentar