Senna sendiri hanya merasa bahwa kecepatannya terus bertambah dan terus bertambah sampai di satu titik semuanya terasa seperti mengalir begitu saja.
"Saat itu saya merasa seperti di terowongan. Rasanya seperti melaju di atas rel, tentunya saya tidak sedang berada di atas rel," ujar Senna.
"Bukannya saya tidak memegang kendali, tetapi saya tidak menyadari secara persis apa yang terjadi. Saya hanya terus melaju dan terus melaju. Itu pengalaman yang luar biasa."
Putaran Senna saat itu masih dianggap sebagai putaran yang sempurna. Perfect lap.
Adapun di MotoGP, pengalaman serupa diungkapkan oleh Franco Morbidelli ketika mencetak kemenangan pertamanya.
Baca Juga: Sempat Ditolak Ducati, MotoGP Akhirnya Ganti Format Akhir Pekan demi Keselamatan Pembalap
Dalam balapan di Misano, Morbidelli, berdarah Brasil seperti Senna, tidak sadar telah memimpin balapan selama 23 lap.
"Ketika melihat ruang kosong di depan saya, saya memberikan semuanya. Saya sangat fokus dari start hingga finis, seperti setengah sadar, 23 lap terasa seperti 2," ujarnya.
Sementara Marquez menyebut pengalaman supernatural ini sebagai flow riding atau berlomba dengan mengalir.
Sayangnya, sudah lama waktu berlalu sejak pemenang delapan gelar juara dunia ini terakhir kali merasakannya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motorsportmagazine.com |
Komentar