BOLASPORT.COM - Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, menyingkap biang keladi ia sempat tertinggal 0-13 pada final Japan Open 2023. Di sisi lain, ia mulai temukan titik lemah Viktor Axelsen.
Jonatan takluk 7-21, 18-21 dari pemain nomor satu dunia, Axelsen pada final Japan Open 2023 yang digelar di Yoyogi Gymnasium, Tokyo, Jepang, Minggu (30/7/2023).
Duel yang tersaji pada partai pamungkas hari ini dibuka dengan start yang buruk dari Jonatan yang menjadi amunisi tunggal Merah Putih.
Tunggal putra unggulan lima itu bak linglung menghadapi serangan Axelsen hingga sempat tertinggal 0-13.
Situasi tersebut semakin menyudutkan Jonatan. Tertekan, dia serba salah dalam mengembalikan serangan peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu.
Seusai laga, Jonatan mengungkap beberapa hal yang membuatnya bisa sampai ketinggalan begitu jauh dari Axelsen.
"Di gim pertama, strategi yang saya jalankan kurang berjalan dengan baik dan pengembalian bola saya membuat dia mudah untuk menyerang," jelas Jonatan dalam siaran pers dari PBSI.
"Alhasil, saya tidak bisa keluar dari tekanan," terang juara Indonesia Masters 2023 tersebut.
Adaptasi kemudian dilakukan Jonatan pada gim kedua.
Dia sempat menguasai permainan dan hampir berpeluang memaksakan rubber game.
Sayangnya, ia justru kecolongan lima poin beruntun. Dari unggul 13-8, Jonatan terkejar dan berbalik tertinggal karena kurang tenang.
Hasil tersebut jelas bukan sesuatu yang diinginkan Jonatan. Apalagi ini adalah kekalahan kedelapan dia dari Axelsen dalam 10 kali berjumpa.
Jonatan belum berhasil mengalahkan Axelsen lagi sejak semifinal French Open 2019. Adapun tahun ini dia sudah dua kali menantang jawara kelahiran Odense itu.
Di sisi lain, ada hikmah dari kekalahan yang ia terima hari ini.
Baca Juga: Rekap Final Japan Open 2023 - Korsel Juara Umum, Indonesia Puasa Gelar Lagi
Setidaknya, Jonatan mulai mengetahui apa saja titik lemah Axelsen yang hendak ia perdalam untuk dipelajari setelah pulang ke Indonesia nanti.
"Ada beberapa hal yang harus diperbaiki, terlebih lagi untuk melawan Viktor," kata Jonatan.
"Sudah ada beberapa poin yang bisa saya ambil dari pertandingan tadi untuk dipelajari di Jakarta."
"Di gim kedua saya berusaha lebih agresif, dari permainan depannya juga jarang membuat Viktor mendapat serangan yang enak."
"Tapi kembali lagi ada catatan-catatan yang masih harus diperbaiki. Tidak mudah bertanding dengan dia, memang harus siap capek dan harus lebih sabar," tandasnya.
Terlepas dari kekalahan di final, Jonatan sudah tampil baik hingga akhirnya dapat menembus final dari ajang World Tour Super 750 ini.
Momentum bagus dari Japan Open 2023 diharapkan bisa dihidupkan kembali saat Jonatan menatap Australian Open 2023 yang bergulir pada 1-6 Agustus di Sydney.
Ini menjadi kompetisi kedua secara beruntun bagi Jonatan.
Pada babak pertama, Jonatan akan menghadapi mantan raja bulu tangkis dunia asal Jepang, Kento Momota.
"Malam ini saya langsung terbang ke Sydney untuk turun di Australia Open pekan depan," kata pemenang Asian Games 2018.
"Yang terpenting recovery-nya harus bagus apalagi saya langsung bertemu Kento Momota."
"Semoga tetap bisa menampilkan yang maksimal setelah kondisinya sudah terpakai satu minggu ini," pungkasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | PBSI |
Komentar