Yamaha bisa sedikit bernapas lega.
Sampai paruh musim pertama, pembalap dan kru dikejar waktu untuk mencari setelan terbaik untuk lomba. Hampir tidak ada kesempatan untuk bereksperimen.
"Ya, itulah kenyataannya, tapi kami tidak ingin menggunakan itu sebagai alasan," ujar Meregalli.
"Namun, Anda tahu kan, kami tidak punya tim satelit dan harus bergantung pada dua pembalap kami untuk mengumpulkan informasi dalam waktu singkat."
"Kalau punya pembalap lebih banyak ini akan lebih mudah."
Baca Juga: 2 Perubahan Diterapkan di MotoGP Inggris 2023, Termasuk Aturan Baru yang Bikin Tim Tak Saling Curiga
"Bagi kami itu selalu lebih sulit, karena terkadang kami masih ingin membandingkan set-up yang berbeda tapi waktunya sangat terbatas."
"FP1 (latihan bebas pertama) satu-satunya sesi untuk membandingkan sesuatu, tapi di FP1 itu pula pembalap harus beradaptasi dengan lintasan."
"Padahal, kondisi lintasan (saat sesi FP1) tidak pernah dalam kondisi baik."
"Sesi yang sempurna mungkin FP2, tapi di FP2 sudah harus mempersiapkan lomba dan kemudian pembalap harus melakukan time attack demi lolos ke Q2. Ini sangat rumit."
"Kemudian ada FP3, itu pada (Sabtu) pagi hari, jadi kondisinya kadang tidak terlalu baik. Suhunya berbeda dengan siang hari."
"Format baru ini memang sangat bagus untuk pertunjukan, tapi tidak untuk orang-orang yang bekerja di sini," pungkas Meregalli.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motorsport Total |
Komentar