BOLASPORT.COM - Direktur Tim Monster Energy Yamaha, Massimo Meregalli mengeluh kesulitan yang dihadapi karena tidak memiliki tim satelit pada MotoGP 2023. Format baru kompetisi menambah runyam situasi mereka.
Periode suram Yamaha di MotoGP berlanjut pada musim kejuaraan tahun ini.
Jurang keterpurukan kian dirasakan pabrikan Iwata karena dominasi pabrikan-pabrikan Eropa, khususnya Ducati.
Baca Juga: Jadwal MotoGP Inggris 2023 - Marc Marquez Dkk Tempur dalam Format Baru
Kepindahan tim satelit RNF Racing yang kini sudah pindah ke Aprilia, menjadi satu faktor yang memperburuk keadaan Yamaha.
Tanpa tim satelit, Yamaha cuma bisa mengandalkan dua pembalap utama, Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli, untuk mengoleksi data-data balapan.
Sekadar informasi, cuma Yamaha yang tidak memiliki tim satelit di MotoGP musim ini.
Sementara tim lain setidaknya punya satu, artinya minimal empat pembalap (dibaca laboratorium berjalan) tampil di setiap seri.
Ducati paling mapan karena punya empat tim yang terdiri dari tim pabrikan Ducati Lenovo dan tiga tim satelit: Prima Pramac, Gresini Racing, Mooney VR46 Racing.
"Itu adalah kerugian besar," ungkap Massimo Meregalli, dikutip BolaSport.com dari Motorsport-Total.
"Pada akhirnya kami melakukan pekerjaan 100 persen sendiri. Pabrikan lain bisa membaginya, mungkin masing-masing tim bisa mengambil beban 25 persen."
"Bahkan jika kita berbicara tentang ban, mungkin mereka dapat berbagi tugas memilih ban, sedangkan kami tidak bisa."
"Itu cuma salah satu contoh, tapi sayangnya begitulah adanya," tandas pria berkepala plontos itu.
Masalah Yamaha semakin runyam dengan perubahan format kompetisi pada MotoGP 2023 karena penambahan sprint atau lomba setengah durasi pada Sabtu.
Akhir pekan lomba menjadi dipadatkan karenanya.
Baca Juga: Cedera Horor Pulih, Pol Espargaro Comeback pada MotoGP Inggris 2023
Tadinya ada empat sesi latihan bebas, pembalap MotoGP kini hanya punya tiga dengan dua sesi pertama menentukan kelolosan ke kualifikasi 2.
Baru pada paruh musim kedua modifikasi dilakukan dengan membebaskan sesi latihan pertama pada Jumat pagi.
Adapun catatan waktu untuk penyisihan menuju kualifikasi 2 hanya ditentukan dari latihan kedua pada Jumat siang.
Yamaha bisa sedikit bernapas lega.
Sampai paruh musim pertama, pembalap dan kru dikejar waktu untuk mencari setelan terbaik untuk lomba. Hampir tidak ada kesempatan untuk bereksperimen.
"Ya, itulah kenyataannya, tapi kami tidak ingin menggunakan itu sebagai alasan," ujar Meregalli.
"Namun, Anda tahu kan, kami tidak punya tim satelit dan harus bergantung pada dua pembalap kami untuk mengumpulkan informasi dalam waktu singkat."
"Kalau punya pembalap lebih banyak ini akan lebih mudah."
Baca Juga: 2 Perubahan Diterapkan di MotoGP Inggris 2023, Termasuk Aturan Baru yang Bikin Tim Tak Saling Curiga
"Bagi kami itu selalu lebih sulit, karena terkadang kami masih ingin membandingkan set-up yang berbeda tapi waktunya sangat terbatas."
"FP1 (latihan bebas pertama) satu-satunya sesi untuk membandingkan sesuatu, tapi di FP1 itu pula pembalap harus beradaptasi dengan lintasan."
"Padahal, kondisi lintasan (saat sesi FP1) tidak pernah dalam kondisi baik."
"Sesi yang sempurna mungkin FP2, tapi di FP2 sudah harus mempersiapkan lomba dan kemudian pembalap harus melakukan time attack demi lolos ke Q2. Ini sangat rumit."
"Kemudian ada FP3, itu pada (Sabtu) pagi hari, jadi kondisinya kadang tidak terlalu baik. Suhunya berbeda dengan siang hari."
"Format baru ini memang sangat bagus untuk pertunjukan, tapi tidak untuk orang-orang yang bekerja di sini," pungkas Meregalli.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motorsport Total |
Komentar