"Kendali permainan juga selalu dipegang lawan. Kami sebenarnya berusaha bangkit, tetap tak bisa keluar dari tekanan," ujar Praveen.
Menghadapi pemain yang dua-duanya kidal sepertinya memang jadi PR bagi Praveen/Melati.
Pasangan yang baru comeback di tahun ini setelah absen lama akibat Praveen cedera dan naik meja operasi itu mengakui bahwa lawan punya modal servis yang bagus, yang menjadi awal mula serangan menekan yang diterima ia dan Melati.
"Servis dua-duanya juga bagus. Dan itu menjadi senjata lawan untuk memulai serangan. Selain itu, pola serangan lawan juga bagus," kata pemain yang akrab disapa Ucok itu.
Terlepas dari itu, kekalahan di Australian Open 2023 menambah panjang hasil negatif Praveen/Melati dalam mengikuti kompetisi BWF World Tour.
Mereka telah menelan enam kali kekalahan cepat di babak kedua atau pertama secara berturut-turut.
Pencapain terbaik pasangan yang pernah juara French Open dan Denmark Open 2019 itu adalah menjadi runner-up Spain Masters 2023.
"Untuk bahan evaluasi, individunya masing-masing, baik saya dan Meli, harus dibenahi," ucap Praveen.
"Intinya, kami harus makin matang di pola permainan," ujar Praveen.
Semenjak comeback pasca-cedera, permainan Praveen/Melati masih belum terlihat kembali segarang dahulu.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Djarum Badminton, PBSI |
Komentar