BOLASPORT.COM - Permainan impresif Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti masih belum kembali terlihat setelah mereka tersingkir cepat pada gelaran Australian Open 2023.
Taktik serangan matang, smes tajam menggelegar dan permaina gesit di depan net, belum didapatkan kembali oleh duet Praveen/Melati.
Sampai di Australian Open 2023 pekan ini, pola serangan mereka masih belum 'mantap'.
Pasangan independen besutan PB Djarum itu kembali harus merasakan penderitaan early exit atau kekalahan prematur setelah tumbang di babak 16 besar Australian Open 2023, Kamis (3/8/2023).
Praveen/Melati kandas di tangan duo kidal asal Hong Kong sekaligus murid Flandy Limpele, Tang Chun Man/Tse Ying Suet.
Pada pertandingan yang berlangsung di Quaycentre, Sydney Olympic Park, Australia itu, pasangan yang pernah menjadi juara All England 2020 tersebut harus kalah dengan cukup telak, 13-21, 10-21.
Diakui Praveen. kekalahan yang terjadi dengan cukup cepat tersebut akibat permainan mereka mudah dibaca Tang/Tse.
Rekor pertemuan sebanyak enam kali sebelumnya, dengan Tang/Tse unggul 5-1, memang cukup menggambarkan bagaimana hafalnya lawan dalam membaca arah pengembalian Praveen/Melati.
"Kekalahan ini karena pola permainan kami sudah dibaca lawan. Sepanjang pertandingan, kami tak bisa keluar dari tekanan lawan," aku Praveen dalam siaran pers PBSI.
"Kendali permainan juga selalu dipegang lawan. Kami sebenarnya berusaha bangkit, tetap tak bisa keluar dari tekanan," ujar Praveen.
Menghadapi pemain yang dua-duanya kidal sepertinya memang jadi PR bagi Praveen/Melati.
Pasangan yang baru comeback di tahun ini setelah absen lama akibat Praveen cedera dan naik meja operasi itu mengakui bahwa lawan punya modal servis yang bagus, yang menjadi awal mula serangan menekan yang diterima ia dan Melati.
"Servis dua-duanya juga bagus. Dan itu menjadi senjata lawan untuk memulai serangan. Selain itu, pola serangan lawan juga bagus," kata pemain yang akrab disapa Ucok itu.
Terlepas dari itu, kekalahan di Australian Open 2023 menambah panjang hasil negatif Praveen/Melati dalam mengikuti kompetisi BWF World Tour.
Mereka telah menelan enam kali kekalahan cepat di babak kedua atau pertama secara berturut-turut.
Pencapain terbaik pasangan yang pernah juara French Open dan Denmark Open 2019 itu adalah menjadi runner-up Spain Masters 2023.
"Untuk bahan evaluasi, individunya masing-masing, baik saya dan Meli, harus dibenahi," ucap Praveen.
"Intinya, kami harus makin matang di pola permainan," ujar Praveen.
Semenjak comeback pasca-cedera, permainan Praveen/Melati masih belum terlihat kembali segarang dahulu.
Terutama Praveen, yang terlihat beberapa kali lebih sering berhati-hati dalam melancarkan smes.
Praveen mengalami cedera pinggang sejak tahun lalu, tepatnya saat ia menjalani semifinal Kejuaraan Asia 2022, menghadapi Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (China). Kala itu Praveen/Melati memutuskan menyerah alias retired.
Praveen kemudian sempat menjalani operasi dan absen berkompetisi sampai akhir tahun 2022.
Baca Juga: Australian Open 2023 - Anak Didik Flandy Limpele Sukses Double Kill Ganda Campuran Indonesia
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Djarum Badminton, PBSI |
Komentar