"Yamaha juga finis jadi runner-up pada 2020 lewat Franky (Franco Morbidelli ) dan tahun lalu ada Fabio."
"Kami sangat percaya pada konsep mesin kami dan saat ini kami terus melangkah lebih maju ke arah yang sama," ujarnya.
Namun bak menjilat ludah sendiri, Jarvis mulai sadar bahwa Yamaha justru semakin tertinggal jika melihat hingga seri balap kesembilan MotoGP 2023.
"Yang saya tahu adalah kami harus mengubah sistem pengembangan kami," ucap Jarvis dalam wawancara baru-baru ini bersama GPOne.
"Yamaha tidak terjebak pada mesin empat silinder, in-line, V... Kami ingin memiliki aturan yang cerdas,"
"Jadi kami akan beradaptasi. Kami sangat terbuka, mungkin kami akan memiliki V4 di masa depan, untuk saat ini kami memiliki mesin 4 silinder segaris di mana kami memiliki banyak pengalaman."
"Masih ada potensi dalam paket kami. Untuk dilanjutkan," ujar Jarvis.
Baca Juga: Gelagat yang Sama dari Marc Marquez untuk Kejar Gelar Juara Valentino Rossi
Pria asal Inggris itu menyadari bahwa filosofi kolot Yamaha bisa saja menyebabkan pembalap terbaik mereka pergi.
Maka dari itu, Jarvis berkomitmen untuk menyiapkan motor yang kompetitif
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Paddock-GP.com |
Komentar