Pabrikan asal Mattighofen ini sudah kesulitan untuk menyediakan tempat bagi bocah ajaib, Pedro Acosta, tanpa mengorbankan empat pembalap mereka di MotoGP sekarang.
KTM masih berusaha mengetuk pintu Dorna Sports untuk mendapatkan restu menurunkan 1 tim satelit baru pada MotoGP musim depan.
Di samping itu ada keraguan dalam diri KTM untuk merekrut Marquez karena talenta besar Si Semut dari Cervera serta latar belakang yang mentereng.
"Jika Marquez menang bersama kami, itu karena kemampuan pembalapnya. Kalau dia kalah, motor kami penyebabnya," ujar Pierer.
Dalam hal ini, Ducati tidak perlu khawatir. Mereka telah membuktikan bahwa Desmosedici GP adalah motor terbaik dengan dominasi yang terjadi dalam dua musim terakhir.
Kecuali Fabio Di Giannantonio, delapan pembalap berbeda telah berhasil naik ke podium bareng motor Ducati dalam dua musim terakhir, termasuk adik Marc Marquez yaitu Alex.
Gelar juara dunia juga sudah diraih melalui Bagnaia pada 2022. Saat ini bahkan dua rival terdekat Bagnaia dalam persaingan gelar semuanya dari Ducati.
Kalimat Pierer bahwa KTM menerima tawaran dari Marquez juga bisa mengindikasikan bahwa Jimmy Martinez selaku manajer sang pembalap melakukan hal serupa ke Ducati.
Jika demikian, satu-satunya penghalang adalah masalah gaji.
Marquez harus rela menurunkan pendapatannya karena Ducati tak lagi jor-joran dalam memasang honor pembalap.
Gaji Marquez di Honda diperkirakan berada di angka 15-20 juta euro atau sekitar 250-334 miliar rupiah.
Adapun Ducati, Jorge Lorenzo (2017-2018) menjadi pembalap terakhir yang menerima gaji dua digit dari mereka dengan nilai 12,5 juta euro (saat ini sekitar Rp 208,9 miliar).
Gaji Bagnaia yang merupakan pembalap nomor satu di Ducati ditaksir hanya 3,5 juta euro (58,5 miliar).
Ducati diketahui menaruh porsi lebih besar untuk bonus performa yang didapatkan pembalap berdasarkan pencapaian mereka di lintasan.
Jadi, mau pilih siapa Ducati?
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar