"Sebelum Kejuaraan Dunia 2023, BAM memberi tahu kami bahwa para pemain independen tidak dapat mengenakan pakaian dari merek selain sponsor BAM (Yonex, red), jika para pemain itu ingin berlatih bersama pada hari Rabu (kemarin)," kata Wong Tat Meng dikutip BolaSport.com dari New Straits Times.
"Saya sangat terkejut dengan ini, mengingat hal itu diberlakukan di tengah persiapan Kejuaraan Dunia 2023," tambahnya.
Pelatih 55 tahun itu merasa seperti ditindas.
Sebab tidak semua pemain profesional atau independen bekerja sama dengan Yonex. Mengenakan pakaian, jersey, raket, tas raket, kok, bahkan sampai sepatu yang tidak boleh di luar merek dengan Yonex tentu memberatkan.
"Sejak Desember tahun lalu, BAM telah mengundang Lee Zii Jia (dan pemain independen top lainnya) untuk berlatih dengan pemain pelatnas setiap hari Rabu," kata Wong.
"Kami merasa terhormat dapat mencapai situasi win-win, termasuk membantu BAM menaikkan level mereka."
"Namun konflik sponsor ini bukan hanya sekadar pertimbangan BAM, tapi juga mempengaruhi tim kami, bukan hanya Zii Jia dan staf pelatih, kebugaran dan fisioterapis kami," tandasnya.
"Akibatnya kami tidak bisa memenuhi undangam latihan ke ABM sebelum berangkat ke Denmark (untuk Kejuaraan Dunia).
"Ketika BAM justru menerapkan hal seperti ini, sedangkan kami semua sedang mempersiapkan kompetisi besar, secara pribadi saya merasa ditindas dengan kekuasaan mereka," tambah Wong.
"Padahal BAM sebelumnya sering bilang bahwa tidak masalah siapa pemain pelatnas dan independen, karena mereka atlet Malaysia, kemenangan untuk semua."
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Nst.com.my |
Komentar