"Saya sedikit terlalu agresif, mungkin saya terlalu berlebihan dengan apa yang saya katakan," kata Quartararo, dilansir dari Crash.net.
"Di paruh musim pertama, saya terlalu memikirkan posisi yang saya inginkan. Selalu mencoba untuk meraih kemenangan, podium, lima besar."
"Saya tidak pernah merasa bahagia saat gagal mencapai target saya."
Quartararo sejauh ini baru dua kali finis tiga besar, masing-masing posisi ketiga saat balapan MotoGP Americas dan sprint MotoGP Belanda.
Sosok yang biasanya bertengger di peringkat atas itu pun kini tertahan di urutan ke-11 klasemen sementara saat kompetisi hampir berlangsung setengah jalan.
Baca Juga: Turut Berdukacita, Francesco Bagnaia Langsung Singgung Insiden Mandalika Saat MotoGP Austria 2023
Tentunya, menerima perubahan situasi yang jomplang ini sulit diterima, lebih-lebih bagi pembalap yang terbiasa mengejar kemenangan seperti Quartararo.
"Itu sulit karena saya datang dari persaingan untuk gelar juara dalam dua musim sebelumnya dan sekarang bersaing untuk posisi 10 besar," ungkap Quartararo.
"Di 10 balapan pertama, saya benar-benar marah karena saya tahu potensi saya."
"Saya tahu apa yang bisa saya buat. Tapi kami memiliki sejumlah kesulitan dan untuk menyadari bahwa kami harus melupakan posisi atas, itu menyakitkan."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar