Tak cuma itu, kekecewaan Zarco terhadap Ducati juga dipicu dari penawaran lain yang diterimanya.
Alih-alih dialihkan ke tim satelit Ducati lainnya, pembalap 33 tahun itu justru diberikan opsi pindah ke WSBK dan membela Ducati di ajang balap sebelah tersebut.
"Saya dapat tawaran kontrak satu tahun dengan Ducati. Dan mereka juga menginginkan saya untuk berlaga di WSBK setelahnya," kata Zarco dikutip Bolasport.com dari Speedweek.
"Itu mungkin bisa jadi pilihan, tetapi selama saya masih kompetitif di MotoGP, saya tidak suka dengan ide tersebut," tutur Zarco yang saat ini bertengger di peringkat lima klasemen sementara MotoGP 2023.
Sementara itu, oleh LCR Honda, Zarco ditawari kontrak menggiurkan.
Gajinya dua kali lipat dengan kontrak jamak (dua tahun) dan ada opsi perpanjangan satu tahun.
"Honda menawari saya proyek yang menarik," ujarnya.
"Saya juga akan bangga bisa memberikan feedback bagus dengan pengalaman dan konsistensi saya untuk mengembangkan motor mereka."
"Saya ditawari kontrak dua tahun dengan opsi perpanjangan tahun ketiga," ungkap Zarco.
Meski begitu, ada risiko besar yang harus diterima Zarco jika ia benar-benar menerima pinangan LCR Honda demi bertahan di MotoGP.
Daya saing RC213V Honda yang anjlok menurun jelas menjadi tantangan besar baginya setelah sebelumnya menjadi penunggang Desmosedici GP yang berjuluk motor terbaik di grid saat ini.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar