Sementara di sisi lain, LCR Honda menawarkan kontrak lebih menggiurkan.
Tim satelit Honda itu menyodori kontrak jamak dua musim yang bisa ditambah opsi perpanjangan satu tahun. Plus nilai gajinya juga dua kali lipat.
Bagi Zarco, pindah ke LCR Honda lebih masuk akal bagi dia yang masih merasa kompetitif di ajang MotoGP.
Meski Zarco juga paham, pindah dari tunggangan Desmosedici GP menuju RC213V adalah pilihan penuh risiko jika menilik sedang anjloknya performa motor pabrikan Asaki, Jepang, tersebut.
Tapi dia punya keyakinannya sendiri.
"Di akhir musim ini, saya akan pergi dengan senyuman karena tim dan Ducati telah memberi saya begitu banyak, dan bersama-sama kami telah berjuang untuk pencapaian yang benar-benar signifikan," kata Zarco dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"Tahun depan, saya akan menghadapi tantangan baru, tapi untuk saat ini, saya ingin menutup kejuaraan ini dengan tim saya dengan cara terbaik. Saya berterima kasih kepada seluruh tim saya, Ducati, dan semua orang yang telah bekerja bersama saya selama tahun-tahun yang kami habiskan bersama ini."
"Tujuan utamanya tetap berdiri di atas podium dan dengan bangga menyanyikan lagu kebangsaan Prancis, La Marseillaise, bersama dengan Paolo Campinoti (bos Pramac), yang dengan tulus saya ucapkan terima kasih atas semua dukungan yang telah dia berikan kepada saya sejak hari pertama," tandasnya.
Keputusan Zarco pindah ke LCR Honda di sisi lain juga dipandah cukup berani.
Ia akan mengisi kekosongan yang bakal ditinggalkan Alex Rins.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | MotoGP.com, Speedweek.com |
Komentar