"Kami tetap bersyukur dengan hasil ini. Rasanya sedih dan bangga campur aduk jadi satu. Bangganya, kami bisa lolos sampai babak 8 besar Kejuaraan Dunia. Sedihnya kami kalah dan gagal ke semifinal," kata Bagas dalam siaran pers PBSI.
"Pada gim pertama, posisi kami kalah angin. Selain itu, lawan lagi bermain bagus. Kami pun sampai kewalahan. Kita susah menghadapi lawan yang terus menyerang."
"Meskipun gagal ke semifinal, rasanya ada progresnya. Dari segi permainan, performanya meningkat. Tadi kualitasnya tidak terlalu jauh. Tetap ada jual-beli pukulan. Meskipun begitu, tetap ada yang harus diperbaiki," katanya.
Sementara Fikri lebih menyesali momentum di gim ketiga saat hampir menyamakan kedudukan.
Ia tak memungkiri bahwa semakin dicecar, pasangan China justru semakin merapatkan defence.
Bahkan Fikri seperti serba salah mengantisipasi pengembalian lawan. Tidak ada celah yang bisa ditembus dan lapangan terasa sempit bagi mereka.
"Tadi di gim kedua, kami tampil lebih percaya diri dan bisa gantian menyerang. Lawan pun jadi tertekan. Cuma di gim ketiga, angka kami terlalu jauh. Meskipun bisa pelan-pelan mengejar, lawan sudah begitu nyaman karena angkanya sudah jauh," ucap Fikri.
"Pada gim ketiga, dari awal kami selalu tertekan dan tertinggal dalam perolehan angka. Kami sebenarnya juga terus berusaha mengejar. Cuma lawan terus memberi tekanan dengan menyerang terus."
"Lawan bermain demikian rapat. Rasanya tidak ada celah yang bisa ditembus. Lapangan terasa begitu sempit. Buangan kami salah, bisa langsung dihajar," ungkap dia.
Kekalahan dari Liang/Wang memupuskan harapan Fikri/Bagas untuk setidaknya menggaransi perolehan medali jika saja lolos ke semifinal Kejuaraan Dunia 2023.
Selain itu, mereka juga gagal revans setelah pada pertemuan sebelumnya yang terjadi pada Thailand Open 2023, mereka juga dikalahkan Liang/Wang dengan skor 15-21, 10-21.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | PBSI |
Komentar