"Kami terus menerus mengingatkan satu sama lain untuk tetap tenang dan fokus saat kami memimpin, tetapi sekali lagi, kami terburu-buru."
"Saya tidak tahu bagaimana cara menggambarkannya, tetapi saya sangat marah pada diri saya sendiri karena melakukan kesalahan yang sama lagi dan menyebabkan kami kalah"
"Saya pikir kami tidak seharusnya kalah, ini adalah pelajaran yang memilukan bagi kami," ujar Pearly Tan.
"Kami harus belajar dari hal ini, melatih hati kami untuk menjadi lebih kuat dan kembali dengan lebih kuat."
Sementara itu, Chan/Toh yang merupakan anak asuh Nova Widianto tak berdaya usai dikandaskan unggulan nomor dua, Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang), dengan skor 11-21, 11-21.
Nova menyesali bagaimana Chan/Toh gugup duluan saat dihadapkan dengan Watanabe/Higashino yang lebih diunggulkan.
"Tang Jie dan Ee Wei bermain buruk. Betapapun tangguhnya lawan, mereka tidak boleh kalah dengan cara seperti ini," keluh Nova.
"Mereka gugup saat bertanding dan bermain kurang percaya diri," ujar mantan pelatih pelatnas bulu tangkis Indonesia itu,
Kekalahan itu menghasilkan nasib yang sama bagi Indonesia dan Malaysia. Di mana kedua negara mengantongi satu medali pada Kejuaraan Dunia 2023.
Sementara Indonesia menyisakan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (ganda putri), Malaysia tinggal memiliki Aaron Chia/Soh Wooi Yik (ganda putra) yang akan berjuang mempertahankan gelar.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Thestar.com.my, NST.com.my |
Komentar