BOLASPORT.COM - Keberhasilan Korea Selatan meraih tiga gelar juara dunia pada Kejuaraan Dunia 2023 menandai kembalinya salah satu raksasa bulu tangkis dunia.
Korea Selatan keluar sebagai juara umum Kejuaraan Dunia 2023 yang selesai digelar di Royal Arena, Kopenhagen, Denmark, Minggu (27/8/2023).
Skuad Negeri Ginseng memborong tiga gelar juara dunia lewat tunggal putri, ganda putra dan ganda campuran.
Kedigdayaan Korea Selatan benar-benar terasa pada gelaran final Kejuaraan Dunia 2023.
Sejarah baru pun dibukukan lewat kemenangan-kemenangan heroik pebulu tangkis mereka.
Diawali dari kesuksesan ganda campuran Seo Seung-jae/Chae Yu-jung, yang berhasil membekuk pasangan nomor satu dunia, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong.
Yang lebih membuat takjub, Seo/Chae mengemas kemenangan pertama atas Zheng/Huang setelah selalu kalah dalam sembilan pertemuan.
Mereka menang dalam pertarungan rubber game dengan skor akhir 21-17, 10-21, 21-18.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2023 - Gregoria Fokus Pemulihan Cedera Lutut, Putri KW Jaga Percaya Diri
Keberhasilan membungkam Zheng/Huang yang notabene merupakan juara dunia tiga kali, mengantarkan Seo/Chae mengakhiri paceklik gelar ganda campuran Korea Selatan.
Terakhir kali Korea Selatan punya juara dunia ganda campuran adalah pada 2003, lewat Kim Dong-moon/Ra Kyung-min yang saat itu juga mengalahkan wakil China, Zhang Jun/Gao Ling.
Pada nomor tunggal putri, giliran An Se-young yang mengukir sejarah besar.
Tunggal putri 21 tahun itu berhasil menjadi juara dunia setelah mengalahkan juara dunia tiga kali sekaligus peraih emas Olimpiade Rio 2016, Carolina Marin.
An Se-young menang dalam dua gim langsung, 21-12, 21-10.
Ia resmi menjadi tunggal putri pertama asal Korea Selatan yang mampu jadi juara dunia.
Pencapaiannya melebihi dari legenda tunggal putri Korea, Bang Soo-hyun yang meraih perak Kejuaraan Dunia 1993 setelah kalah dari Susy Susanti.
Beralih ke ganda putra, gelar ketiga berikutnya diraih oleh Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae.
Kang/Seo sukses membuat publik tuan rumah Denmark gigit jari setelah menghempaskan satu-satunya harapan, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen.
Kalah telak di gim pertama tidak membuat Kang/Seo lenyap dalam tekanan.
Riuh ramai dukungan publik Royal Arena untuk Kim/Rasmussen sama sekali tidak membuat mereka kena mental.
Kang/Seo bangkit, menerapkan arahan pelatih dan terus fokus hingga berhasil membalikkan keadaaan sampai menang dalam tiga gim, 14-21, 21-15, 21-17.
Kesuksesan mereka mengobati fase menurun kekuatan ganda putra Korea Selatan yang telah lama meredup.
Terakhir kali ganda putra Korea Selatan mampu memiliki juara dunia adalah pada 2014 lewat Ko Sung-hyun/Shin Baek-cheol.
Khusus untuk Seo seung-jae, ia menorehkan prestasi luar biasa.
Dia menyamai dua legenda ganda Korea Selatan, Park Joo-bong dan Kim Dong-moon yang pernah meraih dua gelar juara dunia sekaligus dalam satu edisi Kejuaraan dunia.
Park Joo-bong meraihnya saat Kejuaraan Dunia 1985, di ganda putra bersama Kim Moon-so, dan di ganda campuran bersama Yoo Sang-hee.
Kemudian pada 1991, ia kembali menjadi juara dunia ganda putra bersama Kim Moon-soo, sedangkan di ganda campuran bersama Chung Myung-hee.
Sedangkan Kim Dong-moon meraih prestasi tersebut pada 1999.
Di ganda putra bersama Ha Tae-kwon, dan di ganda campuran bersama Ra Kyung-min.
Ini adalah pencapaian terbaik Korea Selatan sebagai salah satu raksasa bulu tangkis dunia selain China, Denmark dan Indonesia dalam menguasai Kejuaraan Dunia.
Terlebih prestasi ini datang setelah meredupnya kekuatan bulu tangkis Korea Selatan sejak kegagalan besar di Asian Games 2018.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar