Apa yang terjadi kemudian bisa dirangkum dengan singkat.
Honda dan Yamaha terjebak dalam krisis. Dua pembalap mereka yang dianggap punya talenta atas rata-rata yakni Quartararo dan Marc Marquez (Honda) lalu putus asa.
Mengintip garasi Honda, juara GP Catalunya 10 kali, tak terlihat semangat untuk menang walau dua pembalap mereka adalah juara dunia dan berstatus tuan rumah.
Joan Mir hanya mengharapkan "persaingan menjadi pembalap Honda terbaik". Marquez? Masih mempertahankan mode lampu kuning (dibaca hati-hati) agar selamat sampai akhir.
Sejak keyakinannya terguncang karena babak belur di seri andalan yaitu GP Jerman, Sang Alien cuma ingin finis dan itu pun baru terwujud tiga seri berselang di Austria, dua pekan yang lalu.
"Dari sisi kami, ada tugas yang harus dikerjakan dan kami perlu menjaga pendekatan tenang yang kami miliki dalam beberapa seri terakhir," ujar Marquez dalam siaran pers dari Honda.
"Di Austria kami melihat metode kerja ini memungkinkan kami untuk melalui akhir pekan dan mengumpulkan data yang bagus untuk proyek ini."
"Kami berangkat lagi dan memulai akhir yang sibuk menuju tahun ini," imbuh juara dunia delapan kali tersebut.
Sementara dari markas Yamaha, 11 kali menang di Catalunya, juga aroma optimisme juga samar-samar walau Quartararo akan datang sebagai juara bertahan.
Baca Juga: MotoGP Catalunya 2023 - Fabio Quartararo Masih Berkutat dengan Kelemahan Besar M1
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | hondaracingcorporation.com, Crash.net, Sport.sky.it |
Komentar