BOLASPORT.COM - Penunjukkan Herry Iman Pierngadi sebagai kepala pelatih ganda campuran Indonesia yang baru dinilai hal tepat oleh pendahulunya, Richard Mainaky.
Richard merupakan sosok mantan kepala pelatih ganda campuran pelatnas, sebelum memutuskan pensiun pada 27 September 2021 lalu.
Seperti halnya Herry, Richard juga merupakan bagian dari generasi pelatih veteran di pelatnas dengan masa pengabdian yang dimulai sejak tahun 90an.
Jika Herry memulai sebagai pelatih tim ganda putra untuk Kejuaraan Asia Junior pada 1993, Richard menjadi asisten pelatih bagi Imelda Wiguna di tim ganda campuran pada 1995.
Keduanya juga kompak melahirkan pasangan-pasangan juara bagi Merah Putih dengan medali emas Olimpiade sebagai prestasi tertinggi.
Sayangnya, semenjak ditinggal Richard, pos ganda campuran pelatnas mengalami kemunduran cukup masif.
Proses regenerasi terganggu dengan pensiunnya Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada 2019 yang disusul terdegradasinya Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti pada 2022.
Ini makin diperparah dengan hengkangnya Nova Widianto, penerus Richard yang memilih mundur dari pelatnas per awal tahun 2023 ini untuk hijrah ke Malaysia.
Richard sendiri menilai bahwa keputusan PBSI untuk memindahtugaskan Herry IP sebagai Kepala Pelatih ganda campuran adalah hal tepat.
Baca Juga: China Open 2023 - Herry IP Belum Debut, Aryono Miranat Pimpin Skuad Ganda Putra Indonesia
Sebagai pelatih paling senior, kombinasi dari pengalaman dan tangan dingin Coach Naga Api diprediksi mampu mengangkat kembali ganda campuran Indonesia yang sedang lesu.
Namun, Richard menggarisbawahi, bahwa dampak perubahan yang akan dibawah Herry IP tidak akan langsung terlihat.
Akan butuh waktu dan penentuan target yang tepat dalam menentukan setiap langkah untuk anak didiknya. Ini tidak bisa instan apalagi untuk target besar.
"Herry punya nama besar dan kemampuan membentuk ganda putra dengan level tinggi," tutur Richard Mainaky, dikutip BolaSport.com dari Kompas.id.
"Tapi dia butuh waktu panjang untuk meningkatkan level ganda campuran Indonesia dalam persaingan dunia. Jadi, harus jeli dalam menentukan target untuk dia."
"Jangan diberi target besar (dalam) jangka pendek, seperti medali Olimpiade Paris 2024. Herry lebih tepat diberi target jangka panjang," tandas Richard.
Optimisme juga datang dari Marcus Fernaldi Gideon, yang berhasil dipoles menjadi ganda putra nomor satu dunia oleh Herry IP.
Meski sempat terkejut dengan pemindahtugasan Herry IP, pemain yang pernah bermain di sektor ganda campuran bersama Gabriela Stoeva dan Rizki Amelia Pradipta, menilai ganda campuran Tanah Air bisa bangkit dengan didikan pelatih berusia 61 tahun itu.
"Pertama saya cukup kaget karena baru tahu saat lihat berita," ujar Marcus Gideon, yang masih absen dari turnamen setelah operasi cedera tumit, dikutip dari Antara.
"Tapi menurut saya, PBSI memutuskan sesuatu pasti tidak tiba-tiba dan ada diskusi."
"Pasti juga ngobrol ke atletnya karena atlet yang dipegang adalah ranking satu dunia," lanjut Marcus, merujuk pada peringkat Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
"Tidak mungkin tiba-tiba diganti tanpa sepengetahuan atlet."
"Kalau dilihat dari track record-nya, sepertinya pelatih paling senior itu dia dan menghasilkan banyak (gelar) juara."
"Mungkin di sektor ganda campuran, tanpa mengucilkan, perlu sosok pelatih seperti itu. Siapa tahu bisa mengubah semuanya," tandas partner Kevin Sanjaya Sukamuljo itu.
3 Kandidat Asisten Herry IP
Pemindahtugasan Herry IP diketahui berawal dari permintaan Alex Tirta, selaku Ketua Harian PP PBSI, sejak sebelum Kejuaraan Dunia 2023.
Setelah menerima tugas barunya, Herry IP telah diminta untuk menentukan asisten pelatihnya sekaligus program bagi Rinov Rivaldy dkk.
Pelatih asal Pangkal Pinang itu telah berdiskusi dengan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rionny Mainaky untuk membahas hal tersebut.
Ada tiga kandidat yang sedang dipertimbangkan yaitu Amon Sunaryo, Muhammad Rijal, dan Hendra Aprida Gunawan.
Herry sendiri menegaskan bahwa ia butuh waktu untuk mengangkat kembali martabat ganda campuran Indonesia.
"Saya sudah katakan pada pengurus bahwa perlu proses untuk membangkitkan ganda campuran," tegas Herry IP.
"Mungkin lebih dari satu tahun. Mereka mengerti itu," tandasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | kompas.id, antara |
Komentar