“Satu-satunya hal yang baik adalah saya melihatnya bergerak dan sadar, tapi saya tahu bahwa saya telah menyentuh kakinya, saya tidak tahu."
"Tetapi juga bahwa saya telah melakukan manuver untuk mencoba tidak menabraknya di tengah, dan untungnya itu sudah cukup.” ujar Binder dikutip BolaSport.com dari Motorsport.
Lebih rinci, pembalap asal Afrika Selatan itu menjelaskan situasi kacau balau saat tiba-tiba Bagnaia terlempar dari motornya di tikungan 2.
"Sangat sulit bagi saya. Saya berada di antara dua pembalap, ketika saya berakselerasi di akhir Tikungan 2, saya melihat motor Pecco melayang dan saya berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengejarnya, tetapi saya tidak bisa melakukannya," tutur Binder.
"Sayangnya saya menabrak kakinya, dan itu sangat menakutkan bagi saya. Mimpi terburuk seorang pembalap adalah mencelakai pembalap lain," ujar Binder.
Setelah itu, Binder menceritakan bagaimana pertemuannya dengan Bagnaia di pusat kesehatan di sirkuit.
"Saya sangat menyesal, tapi saya senang ketika saya menjenguknya, dia cukup baik, saya tidak mengira dia dalam kondisi sebaik yang saya lihat dan saya bersyukur untuk itu," aku Binder.
"Setelah kekacauan saat restart, saya tidak tahu bagaimana keadaannya dan saya ingin langsung ke sana, dia terlihat baik-baik saja."
Brad menyimpulkan dengan mengatakan bahwa sulit untuk mendapatkan dinamika yang tepat pada awalnya.
"Semuanya terjadi dengan cepat, saya tidak tahu di mana saya menabraknya. Kemudian saya melihat dia sudah bergerak dan saya senang akan hal itu," ucap Binder.
"Ketika saya bertemu dengannya di Pusat Medis, saya melihatnya hampir normal dan saya sangat lega karenanya," ujar Binder.
Baca Juga: MotoGP Catalunya 2023 - Pengakuan Francesco Bagnaia Setelah Alami Kecelakaan Horor
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motorsport.com, Corsedimoto.com |
Komentar