Sejak revolusi yang diinisiasi pada 2013, Ducati berhasil menjelma menjadi pemilik motor yang mampu mendominasi kejuaraan.
Akan tetapi, potensi kombinasi motor terbaik dan pembalap paling bertalenta tak membuat pihak Ducati benar-benar girang,
"Pertama-tama adalah kami memiliki proyek yang berbeda. Saya sudah jelaskan sebelumnya, kami menginginkan pembalap muda," kata Ciabatti dikutip dari Paddock-GP.
Hasil kurang memuaskan dari pendekatan jor-joran dengan merekrut pembalap megabintang seperti Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo menyadarkan Ducati.
Pabrikan asal Borgo Panigale akhirnya memilih untuk mengasah pembalap muda atau dengan jam terbang minim di UFC untuk diorbitkan.
Gelar juara bersama Francesco Bagnaia yang mengakhiri paceklik panjang pada musim 2022 pun menjadi buahnya.
Selain itu, alasan Ducati enggan membicarakan potensi kepindahan Marquez adalah karena kontrak yang masih mengikat sang pembalap.
"(Kami punya) rasa hormat maksimal untuk Márquez dan rasa hormat maksimal untuk para pembalap yang telah menandatangani kontrak," sambung Ciabatti.
"Jadi saya tahu seorang pembalap telah menandatangani kontrak dengan Honda, saya tidak meliriknya."
Baca Juga: China Open 2023 - Akhir Petaka Chen Long, Potensi Sejarah Viktor Axelsen Terbuka Lebar?
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar