"Semua orang memanggil nama saya dan nama Pecco dan tentu saja nama Jorge juga," ucap pembalap yang akrab disapa dengan Bez itu.
"Jorge pantas mendapat tepuk tangan, tetapi tentu saja tepuk tangan itu sedikit lebih keras bagi kami, orang Italia. Itu sungguh bagus."
Sementara itu, Bagnaia menyelesaikan MotoGP San Marino 2023 dengan finis di urutan ketiga yang merupakan hasil yang sama saat sprint.
Rasa haru tak bisa dibendung Bagnaia ketika tiba di parc ferme, sesaat dia tertunduk sebelum dibantu turun dari kuda besinya.
Tragedi pada MotoGP Catalunya 2023 masih membekas dalam diri Bagnaia di mana dia merasa hancur dalam balapan kandangnya ini.
Perasaan itu muncul karena kali ini Bagnaia tidak tampil seperti biasanya dengan kaki yang masih belum fit sempurna.
"Saya hancur total, karena saya biasanya sering menggunakan kaki saya saat membalap," kata Bagnaia, dilansir dari Speedweek.
"Saya biasanya tidak mengalami masalah dengan lengan saya, tapi akhir pekan ini mustahil mengaspal dengan kaki Anda," aku Bagnaia.
Dengan kondisi yang ada, Bagnaia harus memutar otak agar bisa bersaing di barisan depan, seperti mengubah gaya balapnya.
"Jadi saya harus melakukan sesuatu yang berbeda dan saya berada di akhir beberapa perubahan arah dan dalam fase pengereman," ucap Juara Dunia MotoGP 2022 itu.
"Di parc ferme pertama-tama saya harus rileks sejenak dan sedikit menikmati momen itu."
Momen kecelakaan horor yang dialami Bagnaia pada MotoGP Catalunya 2023 tidak mengecilkan mentalnya untuk turun pada MotoGP San Marino 2023.
Kondisi ini belum apa-apa jika dibandingkan saat Bagnaia mengawali karier di kelas Moto3.
"Saya tidak pernah berpikir untuk menyerah," ujar Bagnaia.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar