Pada edisi terakhir di tahun 2019, Axelsen malah langsung terjegal di babak pertama. Ia kalah dari Kanta Tsuneyama (Jepang) dengan skor 21-10, 14-21, 16-21.
Di edisi sebelumnya lagi, 2018, ambisi Axelsen juara di 'sarang Naga' juga gagal setelah dikalahkan Anthony Sinisuka Ginting pada babak kedua, 18-21, 17-21.
Peluang besar Axelsen juara China Open sebenarnya sempat terjadi ketika ia mampu memijak final di edisi 2017, saat turnamen tersebut masih bertajuk Super Series Premier.
Sayangnya, kala itu Axelsen kandas dan harus puas jadi runner-up setelah dikalahkan andalan tuan rumah, Chen Long dengan skor 16-21, 21-14, 13-21.
"Jujur, rasanya sungguh luar biasa," ucap Axelsen usai jadi kampiun China Open 2023, dikutip BolaSport.com dari BWF Badminton.
"Di Kopenhagen (Kejuaraan Dunia 2023), saya jelas kecewa, tapi dengan bisa kembali dengan penampilan seperti ini di turnamen besar China Open, yang bagi saya adalah turnamen yang sangat penting."
"Saya melewatkan (belum pernah menang, red) turnamen ini di antara semua gelar saya, jadi sekarang saya memiliki lingkaran penuh," ujar Axelsen.
Koleksi gelar Axelsen di taraf BWF World Tour Super 1000 lengkap sudah.
Empat turnamen Super 1000 lainnya seperti Malaysia Open, All England Open, Indonesia Open serta BWF World Tour Finals, semuanya sudah pernah dicicipi Axelsen.
"Ini membuat saya semakin bahagia dengan hasil yang saya peroleh," kata ayah dua anak itu.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BWF Badminton |
Komentar