Sebaliknya, ketika lawan ada celah, Apriyani/Fadia justru tak mengincar sisi kosong tersebut dan membuang bola ke arah lawan yang langsung nyaman menyambar.
Sempat ketat 8-8, Apriyani/Fadia kembali tertinggal 8-12. Banjir eror juga membuat mereka harus membayar mahal kesempatan servis yang seharusnya bisa membuka peluang keran poin.
Momentum mulai didapat Apriyani/Fadia di kedudukan 11-13. Tan melakukan dua kesalahan yang cukup fatal yang membuat kedudukan menjadi imbang.
Siapa yang menyangka bahwa berasal dari kesalahan itulah, takdir kemenangan seolah mulai berubah arah.
Apriyani/Fadia bak mesin diesel yang makin lama makin panas dan terus berjuang sampai merebut gim kedua usai terjadi drama adu setting hingga 24-22.
Kemenangan di gim kedua itu membuat Apriyani/Fadia menggila sejak gim ketiga dimulai. Sedangkan Tan/Thinaah tampaknya masih belum bisa melupakan 'nyarisnya kemenangan' mereka pada gim kedua. Mereka tertinggal jauh sampai 2-10.
Apriyani/Fadia benar-benar membuat pasangan Negeri Jiran itu tak berdaya sampai mereka memimpin 17-6. Terjadi insiden di kedudukan itu saat Tan terpeleset ketika hendak mengambil bola di bagian depan net.
Pergelangan kaki kanannya terlihat agak terkilir, ia terkapar sesaat dan meringis kesakitan hingga tim medis menghampiri. Tertinggal sangat jauh dan kondisi kaki sudah tidak fit, membuat Tan hanya bisa bergerak dengan terbatas.
Namun Tan/Thinaah tetap melanjutkan laga. Tan tidak ingin mundur begitu saja meski harus menahan kesakitan.
Pukulan Tan sudah tidak akurat. Ini membuat Apriyani/Fadia dengan mudah menambah angka demi angka hingga mengunci kemenangan 21-9.
Gelar tersebut membuat Apriyani/Fadia akhirnya memutus paceklik gelar mereka setelah 427 hari, sejak terakhir kali menjadi kampiun pada Singapore Open 2022.
Keberhasilan meraih gelar juga menegaskan kebangkitan performa yang tengah dirangkai Apriyani/Fadia sejak raihan perak di Kejuaraan Dunia 2023.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar