Masalah kedua adalah soal visa. Melansir dari Speedweek, formulir pengajuan visa untuk ke India bagi para pelancong ajang balapan bertajuk lain MotoGP Bharat ini sejatinya sudah dibuka pada Agustus lalu.
Apa saja syaratnya sudah disebutkan. Pembayarannya pun sudah ditagihkan kepada para pemohon visa yang pembayarannya bisa melalui PayPal.
Namun, agensi lokal yang mengurus pembayaran ini ternyata mendapat pemblokiran dari pihak PayPal akibat banyaknya dana yang masuk ke rekening mereka.
Kemudian, pihak mereka mengarahkan ke cara pembayaran lain melalui WISE.
Tetapi tidak semua pembalap, wartawan atau pelancong memiliki akun pembayaran tersebut. Mereka harus membuat rekening baru dan melakukan verifikasi yang tentu membuat prosesnya menjadi tidak praktis.
Sebagian anggota tim MotoGP dan wartawan gagal melewati verifikasi.
Di India, e-visa mereka cukup rumit. Sampai-sampai Dorna merekomendasikan semua wartawan agar menggambarkan diri mereka sebagai Content Creator, agar tidak dianggap sedang bekerja dan menghindari risiko tersandung pelanggaran visa.
Masalah pajak juga menjadi salah satu hal yang mempersulit birokrasi di sana.
Kabarnya, pihak berwenang di India bahkan ingin melihat kontrak gaji pembalap agar bisa mengambil 20 persen dari gaji tahunan pembalap, untuk dikenakan pajak di sana. Namun, Dorna menolak upaya tersebut dengan dalih perlindungan data dan privasi.
Hal selanjutnya adalah mahalnya layanan antar-jemput di sana. Wartawan atau tim media yang perlu bolak-balik memang lebih cepat menggunakan bantuan skuter.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar