BOLASPORT.COM - Beberapa pemain punya ritual sebelum turun tanding, termasuk Alexis Mac Allister.
Perjalanan karier Alexis Mac Allister sedang indah.
Setelah menjuarai Piala Dunia 2022 bersama Argentina, gelandang berusia 24 tahun itu 'naik kasta' dengan gabung ke klub sebesar Liverpool.
Mac Allister pun menjelma menjadi jagoan baru pelatih Juergen Klopp.
Dia selalu menjadi starter pada lima laga pertama The Reds di Liga Inggris 2023-2024.
Sebanyak 357 menit bermain telah dihasilkan Mac Allister dalam ajang Premier League bersama Liverpool.
Guna mendongkrak performa saat bertanding, Mac Allister kerap melakukan kebiasaan unik.
Sang gelandang mengaku selalu mencurahkan perasaannya lewat buku diary sebelum bermain.
Metode tersebut dirasa ampuh untuk meringankan beban sebelum turun ke gelanggang.
"Ya,punya (ritual), jika Anda ingin menyebutnya sesuatu, seperti kebiasaan di mana setiap malam sebelum pertandingan, baik di buku catatan atau di ponsel, saya menulis dan menyampaikan sedikit tentang apa yang saya rasakan dan inginkan," kata Mac Allister seperti dikutip BolaSport.com dari La Nacion.
"Saya pikir ini adalah ritual yang banyak membantu saya untuk menjadi tenang, untuk menjadi sehat secara mental," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, Mac Allister menjelaskan sejak kapan memulai ritual tersebut.
"Jujur, saya mulai sejak Piala Dunia karena saat itu saya sekamar dengan Nico Gonzalez yang akhirnya dicoret dari tim karena cedera," tutur si mantan pemain Brighton and Hove Albion.
"Kemudian saya sendirian dan itu seperti cara untuk mengungkapkan sedikit dari semua yang saya alami."
"Hari ini saya memasukkan tulisan, tulisan tersebut melekat pada saya dan menjadi salah satu cara untuk sehat secara mental serta menenangkan diri," ucap Mac Allister.
Baca Juga: Cuaca Jerman Bersahabat dengan Timnas U-17 Indonesia, Bima Sakti Langsung Beri Latihan
Kalau Mac Allister memanfaatkan media menulis sebagai ritual, berbeda dari Lionel Messi.
Kapten timnas Argentina itu punya kebiasaan berlari-lari santai pada menit awal pertandingan.
Tujuannya adalah mempelajari detail-detail kecil yang menjadi kelemahan lawan.
Ketika sudah merasa paham, Messi akan langsung terlibat dalam permainan.
“Saat di atas lapangan, Anda harus segera bermain dan tidak boleh terlalu banyak berpikir. Namun, itu tidak berlaku untuk Messi," kata mantan pelatih La Pulga di Barcelona, Ernesto Valverde.
"Dia contoh ekstrem. Dia menyimpan menit pertama untuk interpretasi.”
“Kemudian ketika laga mulai berjalan, dia perlahan mulai menemukan ritme permainan. Dia bahkan tahu persis di mana letak kelemahan lawan,” tutur pria asal Spanyol itu.
Dengan menjalankan ritual masing-masing, Messi dan Mac Allister sukses mengantarkan Argentina ke tangga juara Piala Dunia 2022.
Sebuah gelar yang menghapuskan dahaga rakyat Negeri Tango setelah kali terkahir merengkuh gelar jawara sejagat pada 1986.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | La Nacion |
Komentar