Jangankan naik podium, bisa masuk finis 10 besar pun sangat jarang.
Namun lebih dari itu, satu hal utama yang sering membuat Morbidelli harus bersabar menelan fakta menyakitkan adalah karena performa motornya, M1 Yamaha.
Sebagai satu-satunya rider dari tim berlogo garpu tala itu, Morbidelli sering kesulitan jika mau ikut nimbrung dengan diskusi yang dilakukan kawan-kawan seperjuangannya di akademi balap Valentino Rossi.
"Saya adalah satu-satunya yang naik motor Yamaha. Sekarang, karena musim depan kami akan ada di skuad yang sama, itu akan membuka peluang untuk saling bersaing satu sama lain (lebih adil)," kata Morbidelli, merujuk pada kepindahannya menuju Prima Pramac, dikutip BolaSport.com dari GPOne.
"Sebelumnya, ketika kami berkumpul dan berbincang satu sama lain, rasanya sulit untuk merasakan bahwa motor mereka (para penunggang Desmosedici GP) itu sangat berbeda sekali dengan punya saya."
"Terkadang itu membuat frustrasi."
"Tapi akhirnya pada musim depan, kami akan bisa membicarakan hal yang sama," tandas dia.
Kontrak Morbidelli dengan Yamaha memang akan berakhir pada Desember 2023.
Pabrikan Iwata tidak berselera untuk memperpanjang kontraknya karena lebih memilih mendatangkan Alex Rins dari LCR Honda.
Hingga akhirnya datanglah penawaran dari Ducati, yang bersedia memberikan kursi untuk pembalap yang akrab dipanggil Franky itu. Di Prima Pramac nanti, motor yang bakal digunakan Morbidelli adalah motor spek pabrikan terbaru, Desmosedici GP24.
"Saya akan tanya banyak hal kepada mereka (para alumni VR46 Academy)," kata Morbidelli.
"Dan saya akan berusaha untuk mempelajarinya secepat mungkin agar bisa kompetitif di atas motor baru," ucap dia.
Baca Juga: Moto3 India 2023 - Sensasi Buta Peta Munculkan Derita 3,2 Detik untuk Pembalap Indonesia
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar