Dalam pikiran Bezzecchi, ketika disalip seketika itu ia tetap berusaha tenang dan tidak panik. Ia berusaha sabar dan yakin bahwa akan ada timing tepat untuk melakukan manuver.
"Saya ingin tetap tenang setelah start, ketika Pecco (Bagnaia) dan Jorge menyalip saya di awal lap," ujar Marco Bezzecchi dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"Saya tahu bahwa ban depan itu sangat penting (untuk dipelihara saat awal balapan)," lanjutnya merujuk pada cepatnya ban aus di Sirkuit Buddh.
"Kemudian saya baru agresif dan bergerak maju, saya harus melakukan itu. Saya bisa berkendara dengan sangat baik dan memilki kecepatan yang sangat bagus," ungkapnya puas.
Kesabaran dan taktik Bezz terbayarkan ketika ia sukses merebut posisi terdepan saat balapan masih di lap pertama, pada tikungan terakhir.
Semenjak itu, performamya terus menggila dan tak terjamah. Ia terus menjauhkan jarak dari rival-rival di belakangnya.
Dalam posisi memimpin jauh pun, Bezzecchi tetap mampu tampil cerdas dan tidak lengah. Ia sama sekali tidak melakukan kesalahan hingga melewati garis finis.
"Sebenarnya saya tidak terlalu memperhatikan (gap waktu yang jauh sampai 8,6 detik). Di lap terakhir keunggulannya masih 6 detik, entah apa yang terjadi kemudian. Saya sendiri tidak menyangka akan menang dengan selisih 8 detik," kata dia merendah.
"Bagaimanapun kemenangan itu tetaplah menyenangkan, bahkan dengan keunggulan 0,001 detik pun," ucap Bezzecchi.
Dominasi pembalap 25 tahun itu terjadi tidak asal-asalan. Semua itu ia lakukan setelah mengevaluasi apa saja kekurangannya dari sesi latihan, kualifikasi sampai sprint yang sempat tertubruk rekan setimnya sendiri, Luca Marini, tapi secara heroik juga masih bisa comeback dan finis kelima.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Komentar