Medali emas di nomor beregu putra ini diraih oleh tim Korea Selatan dengan 1668 poin dari 39 kali tembakan. Sedangkan perak direbut Korea Utara lewat 1668 poin dari 29 kali tembakan.
Di balik kesuksesan Tera dkk. tersimpan hari-hari krusial yang sangat berperan besar dalam kemenangannya.
Latihan dan kerja keras hingga doa orang tua, jelas menjadi faktor pendukung baginya. Namun lebih dari itu, peran pelatih yang saat itu berada di sisinya dan yang paling dekat menemaninya saat hari H pertandingan, menjadi faktor yang tak kalah sakral.
Adalah Masruri, sosok pelatih yang terus-menerus mengingatkan Tera dan petembak Indonesia lainnya untuk disiplin dan mengendalikan pikiran. Dua hari menjelang pertandingan, ia benar-benar menjaga semua aspek anak-anak asuhnya termasuk Tera.
"Saya pribadi sebagai pelatih pasti bersyukur, Alhamdulillah. Selama latihan, saya selalu menerapkan kepada semua atlet untuk serius, fokus dan berprogres. Caranya cuma latihan, latihan, istirahat cukup jaga pola makan dan berdoa," ungkap Masruri dalam siaran pers NOC Indonesia.
"Saya tidak pernah kasih target, tapi saya feeling ini bisa dapat."
"Tapi, jaga pikiran atlet dua hari sebelum lomba, ini kan setengah mati (sulitnya)," imbuhnya.
Untuk Tera, kegagalan meraih emas Asian Games 2018 Jakarta-Palembang dan harus puas dengan raihan perak akibat gagal mengeksekusi satu peluru, dijadikan sebagai pembelajaran.
Pengalaman dari kegagalan itu, dituturkan Masruri, tidak boleh membuat anak didiknya lesu dan kecewa berlarut-larut. Justru dari situlah ia menggunakannya sebagai motivasi tambahan.
"Dari sebelum berangkat saya bilang ke anak-anak, kita punya Tuhan, saat kita meminta pasti akan dikasih. Saat kita sudah berusaha, berdoa dan meminta dukungan dari keluarga, orang tua, istri, anak bagi yang sudah berkeluarga, maka akan tercapai cita-cita kita untuk membanggakan bangsa Indonesia. Saya tanamnkan itu kepada anak-anak,” imbuhnya.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | NOC Indonesia |
Komentar