Medali perak Tera dari nomor 10m running target mixed tersebut menjadi sejarah baru setelah penantian selama 52 tahun lamanya.
Raihan dua medali pun seperti tahun ini sebenarnya bisa diraih Tera kala itu karena dia sempat memuncaki klasemen saat kualifikasi lambat.
Apes, di kualifikasi lambat dia kurang tenang sehingga berakhir di peringkat lima, terpaut satu setrip dari batas kelolosan ke final.
"Saya sangat bersyukur bisa meraih emas kedua di Asian Games kali ini setelah hanya meraih perak di Asian Games 2018," kata Tera.
"Ini semua berkat dukungan dan doa dari orang-orang terdekat. Ada motivasi tambahan dari wajah anak yang selalu terbayang."
"Dan ada kekuatan mental dari dalam hati dan pikiran usai melakukan Yasinan semalam," tambah petembak yang pernah memenangi Kejuaraan Asia itu.
Dari pengalaman sebelumnya, Tera menjelaskan bahwa tantangan terbesarnya memang menjaga konsentrasi.
Inilah yang dibangunnya dalam rentang waktu lima tahun sejak Asian Games 2018 hingga Asian Games 2022 yang ditunda setahun karena pandemi.
"Sekali saja pikiran terganggu, hasil nembak-nya pasti jelek," tandasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | kompas.id |
Komentar