BOLASPORT.COM - Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll membagikan kisahnya selama menjadi memimpin beberapa klub di berbagai negara.
Sebelum datang ke Persija, Thomas pernal melatih Borussia Dortmun, APOEL Nicosia, hannover sampai Al-Hilal.
Dia memulia karier kepelatihannya di Hamburg U-19 pada tahun 2001.
Mulai dari situ kariernya meningkat samapi menjadi kepala pelatih Hamburg SV II dan Hamburg SV inti pada tahun 2004-2007.
Selanjutnya pindah ke Borussia Dortumund selama satu musim.
Cukup banyak pengalaman di Jerman, Thomas Doll dikontrak oleh klub Turki Genclerbirligi Ankara pada tahun 2009 – 2010.
Setelah itu, dia berlabuh ke Arab Saudi untuk menahkodai Al-Hilal.
Hingga sebelum ke Persija pada tahun 2022, Thomas Doll sempat melatih APOEL Nicosia di Siprus.
Dengan pengalaman panjangnya, tentu banyak kisah-kisah menarik yang dialami.
Baca Juga: Ryo Matsumura Bertekad Bawa Kemenangan Persija Untuk The Jak Mania Meski Harus Bertemu Mantan
Dilansir BolaSport.com dari laman resmi Persija, menurut Thomas Doll, masa terberat bagi pelatih ada ketika performa tim tidak sedang dalam keadaan baik.
"Tentu saja hal yang paling sulit di karier sebagai pelatih adalah ketika performa tim sedang dalam kondisi yang tidak bagus.”
“Sehingga saya tidak bisa melanjutkan pekerjaan saya lagi sebagai pelatih di tempat itu."
"Pergantian pelatih memang tidak selalu menyenangkan, apalagi jika sebagai pelatih anda sudah memberikan yang terbaik."
"Lalu ketika tim berada di kondisi yang memang sulit dan mungkin ketika anda telat untuk menolong tim agar bisa bertahan di kompetisi.”
“Jadi bagi saya hal-hal itu jadi momen-momen yang sulti sebagai pelatih."
"Tapi saya punya lebih banyak momen berharga tidak hanya di Dortmund, Hamburg, maupun tim-tim lainnya."
"Suatu hari nanti saya yakin akan lebih banyak hal positif ketika saya bercerita soal karier saya sebagai pemain maupun pelatih." Ungkap Thomas Doll.
Semenjak bersama Persija, Doll sudah memimpin 48 pertandingan.
Salah satu dampak yang diberikannya kepada Persija adalah kepercayaan Thomas Doll terhadap pemain muda.
Formasi 3-4-3 yang sering diterapkannya membuat Persija memiliki banyak pemain tengah.
Akan tetapi hingga pekan ke-13 ini, Persija sulit untuk mendapatkan kemenangan dan mencetak gol.
Hal ini menandakan perlunya Persija merekrut penyerang yang lebih tajam selain nama Aji Kusuma dan Marko Simcic yang sudah ada.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Persija |
Komentar