BOLASPORT.COM - Pengamat MotoGP, Oscar Haro, menilai Francesco Bagnaia tak cukup hanya mengandalkan finis tiga besar untuk bersaing dalam perburuan gelar juara dunia MotoGP 2023.
Bagnaia dianggap sedang berada dalam tekanan tinggi pada perburuan gelar juara dunia MotoGP.
Bagaimana tidak, Bagnaia sempat memimpin 62 poin pada posisi puncak klasemen sementara.
Keunggulan dengan gap yang cukup jauh itu didapati murid Valentino Rossi seusai seri GP Austria.
Bagnaia saat itu mengoleksi 251 poin unggul atas Jorge Martin (Prima Pramac Racing) yang berada di peringkat kedua dengan 189 poin.
Baca Juga: Ducati Awas, Honda Punya 1 Syarat Berbahaya demi Marc Marquez Pindah ke Gresini dengan Cuma-Cuma
Ya, Bagnaia meraih poin sempurna dengan 37 angka usai memenangkan sprint dan balapan di Red Bull Ring, Austria.
Akan tetapi masalah lama mulai datang saat Bagnaia gagal menyelesaikan dua seri balapan utama dari tiga seri balap terakhir.
Hasil terbaik didapat Bagnai saat berhasil finis ketiga pada balapan kandang GP San Marino.
Akan tetapi itu tidak cukup saat Martin berhasil memangkas jarak poin usai memenangkan sprint dan balapan di Misano.
Terakhir, kesalahan fatal dari Bagnaia pada GP India saat dirinya mengalami kecelakaan tunggal. Hingga akhirnya jarak tinggal tersisa 13 poin saja dengan Martin.
Dengan itu, Oscar Haro menilai awal petaka Bagnaia yang membuatnya mengalami tekanan berlebih adalah pada GP Catalunya.
Insiden di lap pertama pada balapan di Sirkuit Catalunya, Barcelona itu yang dinilai membuat fokus Bagnaia buyar.
"Saya pikir Pecco Bagnaia sejak di Barcelona memiliki masalah dengan tekanan, dan Jorge Martin serta Marco Bezzecchi tidak terlalu," kata Haro dikutip BolaSport.com dari Motosan.
"Dan itu adalah risiko baginya (Bagnaia), karena ia tahu bahwa jika, misalnya, Bezzecchi berada di depan, ia bisa mengatakan 'sampai jumpa lagi'."
"Mengalahkan Jorge Martin juga bisa menjadi risiko yang cukup besar. Pecco sedang tidak baik-baik saja atau senang dengan batas tekanan ini."
"Dan ketika ia menyerang atau akselerasi dan suhu naik, ia berada dalam masalah, karena sekarang Anda harus berpikir tentang kejuaraan dan tidak cukup untuk mendapatkan tempat ketiga," ujar Haro.
Meskipun Haro tak memungkiri bahwa Bagnaia masih memegang kendali karena ia masih berada di puncak klasemen.
Akan tetapi untuk menjadi juara, masih menurut Haro, kuat di lintasan saja tidak cukup, melainkan juga harus diikuti dengan mental yang kuat.
"Saya pikir Pecco, bagi saya, adalah nomor satu tahun ini di kejuaraan. Jika ia memiliki segalanya, sangat menakutkan bagaimana ia mengendarai motornya," imbuh Haro.
"Saya pikir kejuaraan dunia tidak dimenangkan oleh yang terkuat di lintasan, tetapi oleh yang terkuat secara mental."
"Saya tidak ingin mengambil pujian dari Pecco dan saya tidak ingin mengambil pujian dari Ducati, tapi dia bukan Marc Marquez atau Valentino Rossi."
"Dia (Bagnaia) sangat kuat tetapi dia tidak membuat perbedaan yang luar biasa," pungkas Óscar Haro.
Bagnaia sendiri berkomitmen akan tampil habis-habisan pada tujuh seri balap terakhir musim MotoGP 2023.
Pasalnya ujian tersendiri bagi Bagnaia, di mana enam seri di antaranya digelar di negara kawasan Asia.
"Kami tidak pernah menyerah dan kami akan melawan karena kami ingin kejuaraan ini seperti biasanya," kata Bagnaia.
"Kami ingin menang dan posisi kami ada di puncak. Jadi kami ingin kembali ke sana," ujar Bagnaia.
Baca Juga: Jangan Tanya Solidaritas Murid Rossi, Perasaan Bersalah Bezzecchi Saat Bagnaia Terjatuh
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar